Fajar Nugros Sebut Masyarakat PIK 2 Diam Menunggu Momentum untuk Meluapkan Kekecewaan
Fajar Nugros mengungkapkan bahwa masyarakat di kawasan PIK 2 selama ini cenderung diam melihat truk-truk tanah yang melintas semena-mena di jalanan warga. Menurutnya, diamnya masyarakat bukan karena tidak ingin bertindak, tetapi mereka tengah menunggu momentum untuk meluapkan kekecewaannya terhadap pemerintah dan penegak hukum.
"Publik ternyata diem karena menunggu momen," ungkap Fajar Nugros melalui akun X-nya @fajarnugros pada Sabtu, 9 November 2024.
Fajar menjelaskan bahwa truk-truk tanah telah menguasai hampir seluruh wilayah Tangerang dan Tangerang Selatan (Tangsel). Keberadaan truk-truk tersebut sering mengganggu aktivitas masyarakat Banten karena kerap memarkirkan truk mereka sembarangan di jalanan.
Menurutnya, meskipun masalah ini sudah jelas merugikan masyarakat, pejabat daerah setempat justru terkesan tutup mata dan tidak menanggapi masalah ini dengan tindakan tegas.
"Di Tangerang dan Tangsel itu truk tanah besar-besar merajalela," tulis Fajar. "Merasa punya jalan. Parkir sembarangan. Pejabat daerah tutup mata."
Fajar menegaskan bahwa keadaan ini terus berlangsung meskipun banyak keluhan dari masyarakat. Kejadian terbaru yang memicu kemarahan publik adalah insiden kecelakaan yang melibatkan truk tanah yang menabrak seorang bocah 9 tahun di kawasan PIK 2. Kecelakaan ini telah menyebabkan bentrok antara masyarakat dan pihak kepolisian.
Peristiwa tersebut semakin memicu penolakan masyarakat terhadap pembangunan kawasan PIK 2 di Tangerang, Banten, yang dinilai telah mengganggu ketertiban dan keselamatan warga setempat.
Hingga kini, situasi di kawasan PIK 2 masih memanas, dengan warga yang semakin merasa terabaikan dan tidak mendapatkan perhatian yang memadai dari pemerintah dan pihak berwenang.(*)