Megawati Soekarnoputri: Demokrasi dan Keadilan Harus Dijaga dalam Pilkada Serentak 2024
Jakarta, 28 November 2024 - Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, menyampaikan surat terbuka yang sarat pesan moral terkait Pilkada Serentak 2024. Dalam surat tersebut, Megawati menyerukan pentingnya menjaga demokrasi, keadilan, dan kedaulatan rakyat sebagai pilar utama bangsa.
Surat diawali dengan salam hangat dan nasionalisme khas PDI Perjuangan. Megawati mengajak rakyat Indonesia untuk selalu memegang teguh nilai-nilai Pancasila dan kemerdekaan.
Pilkada sebagai Cermin Peradaban Bangsa
Megawati menegaskan bahwa Pilkada adalah cerminan peradaban bangsa. Ia mengingatkan bahwa suara rakyat adalah suara Tuhan (vox populi vox dei), sehingga setiap upaya memanipulasi pemilu demi kepentingan kekuasaan adalah ancaman bagi demokrasi.
“Pilkada seharusnya menjadi ajang pembuktian kedaulatan rakyat, bukan alat untuk memperkuat kekuasaan,” ujar Megawati.
Mengenang Pemilu Langsung Pertama di Indonesia
Dalam suratnya, Megawati mengenang penyelenggaraan Pemilu 2004, pemilu langsung pertama di Indonesia. Sebagai Presiden kala itu, ia memastikan bahwa pemilu berjalan demokratis tanpa campur tangan kekuasaan.
Namun, Megawati menyatakan keprihatinannya terhadap kondisi demokrasi saat ini yang dinilainya semakin terancam oleh praktik manipulasi kekuasaan.
Sorotan terhadap Ketidaknetralan Aparatur Negara
Megawati mengungkapkan adanya laporan tentang ketidaknetralan aparatur negara di berbagai daerah seperti Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra Utara, dan Sulawesi Utara.
Ia menyebutkan bahwa praktik mutasi aparatur kepolisian dan mobilisasi penjabat kepala daerah demi tujuan politik elektoral semakin marak terjadi.
“Ini tidak boleh dibiarkan lagi. Mahkamah Konstitusi telah menyatakan bahwa aparatur negara yang tidak netral dapat dipidana,” tegasnya.
Seruan untuk Menjaga Semangat Perjuangan
Megawati menyerukan kepada seluruh kader PDI Perjuangan, simpatisan, dan rakyat Indonesia untuk tidak takut menyuarakan kebenaran.
Menurutnya, Pilkada seharusnya mencerminkan peningkatan etika, moral, dan hati nurani dalam kehidupan berbangsa.
“PDI Perjuangan tidak akan pernah lelah berjuang bagi keadilan dan melawan intimidasi kekuasaan,” ujar Megawati.
Langkah Strategis untuk Mengawal Pilkada
Megawati menginstruksikan lima langkah strategis bagi seluruh simpatisan dan kader untuk mengawal Pilkada Serentak 2024:
- Mengamankan setiap suara rakyat agar tidak dicurangi.
- Mengumpulkan bukti intimidasi aparatur negara dan politik uang.
- Mencatat semua bentuk mobilisasi bantuan sosial yang digunakan untuk kepentingan politik.
- Mengungkap fakta penghadangan dan pelanggaran lainnya, seperti yang terjadi di Banten.
- Menggalang kekuatan rakyat untuk berani menyuarakan kebenaran.
Semangat Juang untuk Masa Depan Demokrasi
Di akhir suratnya, Megawati mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk menjaga semangat perjuangan demi demokrasi yang berkeadilan.
“Kita tidak pernah menyerah. Perlawanan akan terus dilakukan secara terukur dalam koridor hukum,” pungkas Megawati.
Berikut isi suratnya:
Assalamualaikum warahmatulahi wabarakatuh,
Salam damai sejahtera untuk kita semua, syaloom
Om swasti astu,
Namo budaya,
Salam kebajikan,
Rahayu.
Marilah terlebih dahulu kita pekikkan salam nasional kita: Salam Pancasila!!! Merdeka!!! Merdeka!!! Merdeka!!!
Saudara-saudara, seluruh rakyat indonesia yang saya cintai dan banggakan,
Pada hari ini seluruh rakyat indonesia telah berpartisipasi memberikan suaranya pada pilkada.
Pilkada cermin peradaban bangsa. Dalam pilkada ini, saya selalu menyerukan bahwa suara rakyat adalah suara Tuhan, vox populi vox dei. Ungkapan bijak ini menegaskan, betapa berbahayanya sekiranya pemilu hanya dijadikan alat kekuasaan.
Saudara-saudara sekalian,
Indonesia merdeka mengandung semangat pembebasan dari berbagai bentuk penjajahan.
Dengan merdeka, rakyat Indonesia memiliki kedaulatan untuk berserikat, berkumpul, dan menyampaikan pendapatnya secara bebas sesuai hati nuraninya.
recommended by
Telusur Iklan
Kulkas yang belum Terjual dengan Harga Termurah (Lihat harga)
Search now
Amanat inilah yang saya jalankan pada saat Pilpres 2004 yang dikenal sebagai pemilu yang paling demokratis tanpa campur tangan kekuasaan.
Pada tahun 2004, selaku Presiden Republik Indonesia, saya menyelenggarakan pemilu secara langsung yang pertama. Dalam pemilu itu rakyat sungguh berdaulat, lalu mengapa kedaulatan rakyat itu kini dimanipulasi hanya karena kekuasaan?
Saya sangat khawatir bahwa hal ini akan terus berjalan di kemudian hari. Oleh karena itu saya bertanya, di manakah sebenarnya hak dan keadilan dan kedaulatan seluruh rakyat Indonesia yang saya cintai.
Saudara-saudara sekalian,
Demokrasi kini terancam mati akibat kekuatan yang menghalalkan segala cara. Kekuatan ini mampu menggunakan sumber daya dan alat-alat negara.
Hal ini nampak di beberapa wilayah yang saya amati terus menerus seperti Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra Utara, hingga Sulawesi Utara dan berbagai provinsi lainnya.
Di Jawa Tengah misalnya, saya mendapatkan laporan betapa masifnya penggunaan penjabat kepala daerah, hingga mutasi aparatur kepolisian demi tujuan politik elektoral.
Ini tidak boleh dibiarkan lagi, mengingat Mahkamah Konstitusi telah mengambil keputusan penting bahwa aparatur negara yang tidak netral, bisa dipidanakan.
Saudara-saudara sekalian,
Saya mengenal baik Jawa Tengah dengan baik. Saya terpilih sebagai anggota DPR RI tiga kali. Jawa Tengah bukan hanya “kandang banteng”, namun menjadi tempat persemaian gagasan nasionalisme dan patriotisme. Saya melihat energi pergerakan rakyat, simpatisan, dan kader yang militan dan seharusnya tidak akan terkalahkan jika pilkada dilakukan secara fair, jujur, dan berkeadilan.
Namun dalam situasi ketika segala sesuatu bisa dimobilisasi oleh kekuasaan, maka yang terjadi adalah pembungkaman. Apa yang terjadi saat ini sudah diluar batas-batas kepatutan etika, moral dan hati nurani.
Karena itulah kepada seluruh simpatisan, anggota dan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan serta seluruh rakyat Indonesia, saya serukan terus menerus: “Jangan pernah takut untuk menyuarakan kebenaran”.
PDI Perjuangan tidak akan pernah lelah berjuang bagi keadilan dan melawan berbagai bentuk intimidasi kekuasaan.
Ingat, bahwa pilkada seharusnya mencerminkan peningkatan peradaban, etika, moral, hari nurani harus jelas tergambarkan.
Saudara-saudara sekalian,
Terus jaga semangat perjuangan. Kita tidak pernah menyerah. Kita terus melakukan perlawanan secara terukur dalam koridor hukum, meskipun kita tahu, sekarang ini hukum semakin dibuat jauh dari keadilan.
Berkaitan dengan hal tersebut, pertama, jaga dan amankan setiap suara rakyat dengan sebaik-baiknya.
Kedua, kumpulkan setiap bukti intimidasi aparatur negara, terutama juga money politics. Ketidak-netralan penjabat kepala daerah, dan juga tekanan yang diberikan kepada kepala desa.
Ketiga, kumpulkan berbagai bukti yang menunjukkan mobilisasi bansos yang dilakukan secara masif dan praktik-praktik, sekali lagi money politics yang terjadi.
Keempat, kumpulkan berbagai fakta penghadangan, seperti yang terjadi di daerah Banten yang menyebabkan ketidakadilan.
Kelima, terus galang kekuatan rakyat agar berani menyuarakan kebenaran.
Wassalamualaikum warah matulahi wabarakatuh,
Om santi-santi-santi om. Rahayu
Merdeka! Merdeka! Merdeka!
(*)