Banyak isu muncul untuk membenahi persoalan bangsa, tergantung pada segmen dan elemen yang terlibat. Begitu juga dengan waktu dan momentum. Kesalahan atau kenekadan dapat menjadi pemicu perlawanan, terutama jika rakyat yang ditantang oleh perilaku salah dan nekat tersebut.
Cepat atau lambat, rakyat akan semakin berdaya. Keangkuhan, kebodohan, kesalahan, kenekadan, dan sok kuasa akan segera dihancurkan.
Selama sepuluh tahun memerintah sebagai Presiden, Jokowi menumpuk dosa. Ia dinilai melanggar konstitusi dan mempermainkan ideologi, menginjak-injak hak asasi manusia, serta merusak demokrasi. Selain itu, Jokowi dianggap menghamba pada investasi dan mengacak-acak ekonomi, merampok sumber energi, melipatgandakan utang luar negeri, serta menyuburkan korupsi dan membangun politik dinasti.
M Rizal Fadillah menegaskan bahwa polisi dan TNI berada di bawah kendali Jokowi, sementara Kejaksaan Agung dan KPK dijadikan alat sandera untuk intimidasi. Ia mengungkapkan bahwa pemerasan politik dilakukan secara sistematis.
Dalam pandangannya, pilihan sanksi yang tepat adalah mengadili Jokowi. Saat ini, Jokowi tidak lagi menunggangi macan kekuasaan. Ia menyerukan kepada rakyat untuk berteriak, bergerak, dan mendobrak. Menurutnya, rezim baru tidak boleh menjadi pelanjut dari kebusukan dinasti atau pelindung bagi para perusak negeri.
Fadillah menyatakan bahwa Jokowi harus memutuskan apakah akan mengakhiri karier politiknya atau bersemedi dalam penjara. Yang terpenting adalah pejuang dan rakyat harus memiliki kepercayaan diri untuk menyeret Jokowi agar segera diadili.
Lebih jauh, Fadillah mengkritik keterlibatan keluarga Jokowi, khususnya Gibran Rakabuming Raka, yang dianggap menjadikannya putera mahkota meskipun moralnya dipertanyakan. Ia menyebut karakter Gibran lebih rendah dari hewan.
Fadillah menilai bahwa Gibran tidak pantas menduduki posisi tinggi. Ia percaya rakyat tidak akan rela jika moral Gibran menjadi etika bangsa. Dalam pandangannya, konstitusi memberi jalan untuk segera menurunkan Gibran dari singgasana.
Akhirnya, Fadillah menyerukan penyatuan arah perjuangan untuk mengadili Jokowi dan menurunkan Gibran Rakabuming. Ia menekankan bahwa Jokowi dan Gibran harus ditangkap dan diadili, serta mengutuk perilaku antek-antek PKI.
Pernyataan ini disampaikan oleh M Rizal Fadillah, seorang pemerhati politik dan kebangsaan, dari Bandung pada 2 November 2024.(*)