Jusuf Kalla Puji Megawati Soekarnoputri sebagai Politikus Objektif dan Demokratis
Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla, atau yang akrab disapa JK, memuji Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri sebagai politikus yang sangat objektif dan demokratis.
Pujian tersebut disampaikan JK berdasarkan pengalamannya dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2004 dan 2014. Menurut JK, pada Pilpres 2004, Megawati yang saat itu menjabat sebagai Presiden, dengan lapang dada mempersilakannya untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) untuk maju sebagai calon wakil presiden (cawapres).
"Beliau bilang, silahkan. Tapi saya kasih surat sehingga beliau selalu mengatakan saya itu punya etika, bahwa saya minta izin dengan baik-baik," ujar JK dalam Podcast "Ruang Sahabat," yang dikutip dari YouTube Mahfud MD Official.
JK mengungkapkan bahwa meskipun Megawati adalah inkumben dan maju sebagai calon presiden (capres) berpasangan dengan Hasyim Muzadi, ia tidak menggunakan kekuasaan untuk menghalangi langkahnya. "Walaupun saya lawan, tetap punya hubungan. Itu saya hargai betul sebagai sangat demokratis beliau," kata JK.
Lebih lanjut, JK menyatakan bahwa Megawati tidak menggunakan aparat negara untuk memenangkan Pilpres 2004, meskipun sebagai Presiden inkumben, ia memiliki wewenang untuk melakukannya. "Tidak memakai aparat, sama sekali tidak pakai aparat. Walaupun beliau bisa memakai aparat karena dia inkumben tetapi dia tidak pakai aparat. Jadi, kita hormati beliau walaupun kalah, tapi kalah dengan kesatria," jelas JK.
Pada Pilpres 2014, JK juga menceritakan bagaimana Megawati yang menentukan dirinya untuk menjadi cawapres mendampingi Joko Widodo (Jokowi). JK menjelaskan bahwa ia tidak pernah meminta untuk menjadi cawapres, namun Megawati yang meminta dirinya untuk maju karena merasa JK memiliki tanggung jawab terhadap Jokowi yang dibawanya dari Solo ke Jakarta.
"Saya tidak pernah ketemu Ibu Mega. Hanya terakhir dia undang, karena Pak Jokowi kan saya yang bawa dari Solo ke Jakarta. Saya yang ngatur, Pak Jokowi terima beres saja," ujar JK.
JK pun menyampaikan bahwa ia menerima tawaran tersebut tanpa negosiasi, karena merasa itu adalah tanggung jawabnya. "Setelah mau pencalonan, Ibu Mega tiba-tiba minta saya untuk jadi cawapres karena (dibilang) 'Pak JK yang tanggung jawab ini, Pak JK yang paling senior, punya pengalaman,'" tambahnya.
Atas dasar pengalaman tersebut, JK menyebut Megawati sebagai politisi yang sangat objektif dan demokratis. "Saya akui Ibu Mega itu politisi yang paling objektif dan demokratis," katanya.
Pada Pilpres 2004, pasangan SBY-JK berhasil mengalahkan Megawati-Hasyim Muzadi dengan perolehan suara 60,62 persen. Sementara pada Pilpres 2014, pasangan Jokowi-JK berhasil meraih kemenangan atas Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dengan 53,15 persen suara.(*)