Kisah Karomah Abah Guru Sekumpul: Langit Cerah di Tengah Mendung
KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau yang dikenal sebagai Abah Guru Sekumpul, sosok ulama karismatik dari Kalimantan Selatan, dikenal memiliki karomah yang selalu menarik perhatian.
Kisah ini diceritakan oleh Wakil Ketua PCNU Kabupaten Banjar, Ustadz Khairullah Zain, yang mengisahkan pengalamannya saat menjadi santri di Pondok Pesantren Darussalam Martapura pada tahun 1994.
Saat itu, Ustadz Khairullah tinggal di kawasan Sekumpul, tempat Abah Guru menggelar pengajian rutin setiap Sabtu di Musala Ar-Raudhah. Pengajian tersebut khusus dihadiri oleh kaum wanita dan selalu dipenuhi oleh jemaah yang meluber hingga ke halaman rumah penduduk sekitar.
Pada suatu hari, saat pengajian berlangsung, cuaca di Sekumpul terlihat mendung. Langit gelap mengisyaratkan hujan deras akan segera turun.
Banyak jemaah yang tidak mendapatkan tempat berteduh menjadi khawatir akan kehujanan. Di tengah suasana itu, Abah Guru Sekumpul mengangkat suaranya ke arah langit.
“Hei langit, jangan hujan di sini, kami masih pengajian!” serunya dengan lantang.
Yang terjadi kemudian sungguh di luar dugaan. Langit yang sebelumnya gelap perlahan cerah. Awan hitam yang menggantung di atas Sekumpul terurai, dan hujan yang dikhawatirkan tidak turun hingga pengajian selesai.
Ustadz Khairullah yang menyaksikan langsung peristiwa tersebut mengungkapkan rasa takjubnya. Ia mengatakan bahwa peristiwa itu membuktikan keistimewaan Abah Guru Sekumpul sebagai seorang wali Allah.
“Saya menyaksikan sendiri bagaimana awan gelap yang sudah menutupi matahari perlahan sirna. Karomah Abah Guru sungguh luar biasa,” ujarnya.
Musala Ar-Raudhah memang tidak cukup menampung jemaah yang datang. Banyak dari mereka rela duduk di luar dengan risiko terkena hujan. Namun, peristiwa tersebut menunjukkan bagaimana karomah seorang wali mampu memberikan perlindungan bagi umatnya.
Peristiwa ini sering menjadi bahan diskusi di kalangan santri. Mereka meyakini bahwa Abah Guru Sekumpul memiliki kedekatan luar biasa dengan Allah sehingga setiap doanya selalu dikabulkan.
“Kami yang tinggal di Sekumpul merasa sangat beruntung. Tidak hanya karena bisa menimba ilmu, tetapi juga menyaksikan langsung karomah yang jarang terjadi di zaman sekarang,” tambah Ustadz Khairullah.
Pengajian Abah Guru Sekumpul menjadi magnet bagi masyarakat, tidak hanya dari Kalimantan Selatan tetapi juga dari berbagai daerah lainnya. Keikhlasannya dalam membimbing umat membuat banyak orang rela datang dari jauh untuk mendapatkan berkah.
Kisah ini menjadi pengingat bahwa karomah adalah anugerah Allah yang diberikan kepada hamba-Nya yang saleh. Ustadz Khairullah mengajak umat Islam untuk meneladani kehidupan Abah Guru Sekumpul, terutama dalam hal ketakwaan dan keikhlasan.
“Apa yang terjadi pada hari itu menjadi bukti nyata bahwa doa seorang wali dapat mengubah keadaan. Namun, kita juga harus memahami bahwa semua itu terjadi atas izin Allah,” pungkasnya.
Kisah ini tidak hanya menguatkan keyakinan masyarakat akan keistimewaan Abah Guru Sekumpul, tetapi juga menjadi pelajaran penting untuk memperkuat hubungan dengan Allah melalui doa dan ibadah.(*)