Rika-Suswono Blunder Janda, Suara Pramono-Bang Doel Melejit
Oleh: Tarmidzi Yusuf
Pasangan Ridwan Kamil (RIKA) dan Suswono kembali tersandung masalah terkait candaan yang menyebutkan "janda kaya" dalam kampanye mereka. Candaan tersebut, yang dinilai merendahkan perempuan, memicu kecaman luas. Bahkan, Suswono sempat dilaporkan ke polisi karena diduga melakukan penistaan agama.
Blunder ini berdampak langsung pada elektabilitas pasangan Rika-Suswono. Survei terbaru menunjukkan bahwa akibat pernyataan kontroversial tersebut, elektabilitas mereka stagnan dan bahkan turun signifikan. Beberapa lembaga survei bahkan mencatatkan penurunan dukungan terhadap pasangan yang diusung oleh Presiden Jokowi ini.
Menjelang akhir masa kampanye, pasangan Suswono dan Ridwan Kamil semakin memperburuk keadaan dengan menjadikan "janda" sebagai bahan guyonan yang dianggap tidak sensitif. "Nanti janda-janda akan disantuni oleh Pak Habiburokhman. Akan diurus lahir batin oleh Bang Ali Lubis. Akan diberi sembako oleh Bang Adnan. Dan, kalau cocok akan dinikahi oleh Bang Ryan," ujar Ridwan Kamil dalam sebuah kesempatan yang disiarkan oleh beberapa media.
Menyadari kesalahan tersebut, Ridwan Kamil segera meminta maaf. Namun, hasil survei terbaru menunjukkan elektabilitas Rika-Suswono terjun bebas. Seharusnya, pasangan ini bisa mengembalikan momentum mereka jika ingin menang dalam Pilkada Jakarta.
Survei yang dilakukan oleh Indopolling, Polmark Indonesia, dan Indikator Politik menunjukkan pasangan Pramono-Bang Doel unggul jauh di atas Rika-Suswono. Elektabilitas pasangan nomor urut 3 ini tercatat mencapai 48,4 persen, selisih 10 persen lebih tinggi dibandingkan Rika-Suswono yang hanya meraih 38,4 persen.
Pasangan independen Dharma Pongrekun-Kun Wardhana tercatat meraih elektabilitas 4,0 persen, jauh di bawah kedua pasangan utama. Polmark Indonesia juga mencatatkan keunggulan Pramono-Bang Doel dengan elektabilitas 40,3 persen, unggul dari pasangan Rika-Suswono yang hanya meraih 34,8 persen.
Menurut survei Indikator Politik, Pramono-Bang Doel memperoleh elektabilitas 42,9 persen, diikuti oleh Rika-Suswono dengan 39,2 persen, dan Dharma-Kun dengan 5 persen. Survei ini menunjukkan bahwa meski selisihnya tidak signifikan secara statistik, Pramono-Bang Doel masih memiliki peluang untuk meraih kemenangan.
Hal ini semakin kuat dengan dukungan terbuka dari Anies Baswedan yang diumumkan pada 15 November 2024. Dukungannya terhadap Pramono-Bang Doel diprediksi akan menarik perhatian pemilih mengambang, yang menurut Indikator Politik mencapai 12,8 persen.
Selain itu, kehadiran Presiden Jokowi dalam acara kampanye Rika-Suswono justru dinilai dapat menurunkan dukungan terhadap mereka. Di sisi lain, dukungan dari FPI Jakarta untuk pasangan ini diperkirakan dapat meningkatkan elektabilitas mereka di kalangan pemilih Islam.
Kekurangan dukungan dari partai-partai koalisi Rika-Suswono, seperti NasDem, PKB, dan PAN, juga dimanfaatkan oleh Pramono-Bang Doel untuk meraih suara. Bahkan, kabar yang beredar menyebutkan bahwa partai-partai tersebut secara diam-diam mendukung Pramono-Bang Doel.
Selain itu, ketidakpuasan Partai Gerindra terhadap Ridwan Kamil yang pernah meninggalkan partai tersebut di Pilgub Jawa Barat 2018, juga mempengaruhi suara Rika-Suswono.
Pilkada serentak 2024 memasuki masa tenang, dan semakin jelas bahwa Anies Baswedan, dukungan FPI Jakarta, serta blunder Rika-Suswono mengenai candaan tentang janda, bisa menentukan hasil akhir Pilkada Jakarta pada 27 November 2024. ***