Ray Rangkuti Kritik Komposisi Kabinet Prabowo: Paradoks Janji dan Realita
Pengamat politik Ray Rangkuti memberikan kritik tajam terhadap komposisi kabinet pemerintahan Prabowo Subianto.
Ray Rangkuti menyebut kabinet tersebut sebagai "Kabinet Paradoks" karena dinilai bertentangan dengan visi dan janji yang disampaikan oleh Prabowo dalam pidato pelantikannya.
Ia mempertanyakan integritas komposisi kabinet Prabowo, terutama terkait komitmen anti-korupsi.
Ray menilai bahwa pernyataan anti-korupsi tidak terlihat dalam pemilihan para menteri, mengingat masih ada beberapa pejabat yang sebelumnya pernah dikaitkan dengan kasus hukum.
"Kalau memang anti-korupsi, seharusnya kabinet diisi oleh sosok-sosok bersih dari masalah hukum," ujar Ray Rangkuti yang dikutip dari YouTube Bambang Widjojanto.
Selain itu, Ray Rangkuti juga menyoroti pidato Prabowo yang menekankan kebebasan berpendapat, namun mengimbau agar tetap “sopan.”
Menurutnya, kebebasan yang dibatasi kata "tapi" ini justru mengurangi makna dari demokrasi itu sendiri.
"Kalau ada syarat di belakangnya, berarti itu bukan kebebasan berpendapat yang sebenarnya," jelas Ray Rangkuti.
Komposisi kabinet Prabowo yang beranggotakan lebih dari 100 orang menjadi perhatian utama Ray Rangkuti.
Ia mempertanyakan efektivitas dan efisiensi kabinet dengan jumlah anggota sebanyak itu.
"Kalau benar ingin efisien, kenapa justru menambah banyak posisi yang seharusnya bisa lebih sedikit?" katanya.
Menurutnya, jumlah anggota kabinet yang besar ini justru menunjukkan kelemahan dalam kepemimpinan.
Ray Rangkuti menilai bahwa Prabowo pernah menekankan gagasan perubahan, namun kabinetnya terlihat lebih seperti perpanjangan dari pemerintahan sebelumnya.
Ia merasa konsep kelanjutan tanpa perubahan substansial berpotensi membingungkan publik.
"Kalau memang perubahan yang diusung kabinet ini harus mencerminkan arah yang berbeda dengan pemerintahan sebelumnya," pungkasnya.(*)