Mardigu Wowiek Bagikan Pengalaman Diskusi Empat Mata dengan Gibran Rakabuming
Pengusaha sekaligus motivator, Mardigu Wowiek atau yang dikenal sebagai Bossman Mardigu, membagikan pengalamannya saat berdiskusi dengan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Dalam sebuah kesempatan, Mardigu mengungkapkan bahwa pertemuan tersebut berlangsung pada Minggu siang, saat dirinya tengah berolahraga. Ia menerima telepon mendadak untuk bertemu dengan Gibran.
“Suatu hari saya ditelpon jam setengah 12, Mas Gibran mau diskusi sama Bosman. Hari Minggu. Saya lagi olahraga, belum mandi. Cuma ganti baju terus jalan naik taksi dan ketemu di tempat,” ujar Mardigu.
Dalam pertemuan itu, Mardigu mengaku sangat terkesan dengan sikap Gibran yang memperlakukannya dengan sangat baik, meski kondisinya saat itu baru saja selesai berolahraga.
“Saya kan manggilnya Kang Mas. Saya bilang, maaf Kang Mas Gibran, saya belum mandi. Apa dia bilang? ‘Aku juga belum mandi,’” kata Mardigu.
Diskusi tersebut membahas berbagai hal, termasuk strategi peningkatan Pendapatan Daerah Bruto (PDB) Solo dalam waktu dua tahun.
Menurut Mardigu, Gibran dengan lugas menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, termasuk mengakui kemudahan akses yang dimilikinya sebagai anak Presiden.
“Dia bilang, ‘Saya anak Presiden, Mas Ibas, Mas AHY, Mbak Puan, Mas Ilham, semua anak Presiden. Wajar dong anak Presiden dikenalin sama Menteri anu, Sultan anu. Jadi saya manfaatkan fasilitas itu untuk mengontak program-program yang bisa dijalankan,’” ujar Mardigu menirukan gaya bicara Gibran.
Mardigu juga menyinggung sikap tenang Gibran menjelang debat Pilpres. Meski debat tinggal beberapa jam lagi, Gibran tetap meluangkan waktu untuk berdiskusi.
“Itu jam 7 malam dia mau live debat Pilpres, udah tiga jam ini. Saya bilang, ‘Kang Mas, jam 7 nanti debat, belum siap-siap?’ Tapi dia jawab, ‘Gak apa-apa, ngobrol aja.’ Dalam hati saya berpikir, ini orang pura-pura santai atau bagaimana, ya? Karena semua pertanyaan saya bisa dia jawab dengan taktis,” ujarnya.
Selain itu, Mardigu memuji kerendahan hati Gibran yang bahkan membukakan pintu taksi untuknya seusai pertemuan.
“Pas taksi datang, dibukain pintu sama Gibran. Saya bilang, ‘Gak usah, Mas.’ Tapi dia tetap tutup pintu setelah saya masuk. Sopir taksi sampai bilang, ‘Itu Pak Gibran?’” kenang Mardigu.
Di akhir pertemuan, Mardigu sempat bertanya apakah ia perlu mendeklarasikan dukungannya kepada Prabowo Subianto. Namun, Gibran menyarankan agar tidak perlu, untuk menjaga dukungan publik.
Mardigu juga menekankan pentingnya memberikan bimbingan kepada Gibran yang saat ini memegang posisi strategis dalam pemerintahan.
“Dia ini panji negara saat ini. Jadi kewajiban kita bukan hanya mengkritik, tapi juga meluruskan dan membantu,” pungkas Mardigu.(*)