Program "Lapor Mas Wapres" yang diluncurkan oleh Gibran Rakabuming Raka untuk memfasilitasi pengaduan masyarakat justru mendapat respons yang tidak sesuai harapan. Layanan pengaduan ini, yang bertujuan untuk menampung aspirasi publik, malah dipenuhi dengan keluhan yang tidak serius.
Alih-alih digunakan untuk menyampaikan permasalahan yang substansial, banyak laporan yang masuk justru berupa pesan iseng. Beberapa di antaranya bahkan mengaku hanya ingin bercanda, menjadikan saluran ini lebih mirip ruang obrolan daripada wadah pengaduan yang konstruktif.
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, menyampaikan kekecewaannya terhadap tingginya jumlah pesan tidak relevan yang diterima melalui nomor WhatsApp yang disediakan. "Banyak yang kirim pesan cuma buat bercanda atau sekadar iseng, dan mereka sendiri mengakui kalau tujuannya cuma buat seru-seruan," ujarnya.
Tak hanya masyarakat umum, bahkan beberapa pihak yang mengatasnamakan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) juga turut berperan dalam mengirim pesan yang tidak serius. Hal ini membuat pihak Istana berencana untuk menertibkan sistem pengaduan.
Hasan mengungkapkan, pihaknya tengah menyusun sistem penyaringan untuk memfilter laporan-laporan yang tidak relevan. "Kita sedang mengembangkan format penyaringan agar hanya laporan yang valid dan serius yang akan ditindaklanjuti," jelasnya.
Program "Lapor Mas Wapres" sendiri dimaksudkan untuk mendekatkan masyarakat dengan pemerintah, terutama Istana Wakil Presiden. Melalui nomor WhatsApp yang disediakan atau tatap muka langsung di Istana, masyarakat diharapkan dapat menyampaikan keluhan atau saran terkait isu pemerintahan.
Namun, dengan banyaknya pesan yang tidak serius, layanan ini belum sepenuhnya memenuhi tujuannya. Harapannya, penyaringan yang sedang dikembangkan dapat membantu menciptakan ruang pengaduan yang lebih efektif dan konstruktif.(*)