Rocky Gerung: Pertemuan Prabowo-Jokowi di Solo Memicu Spekulasi Publik
Pengamat politik Rocky Gerung menanggapi pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dengan mantan Presiden Joko Widodo di Solo, yang terjadi di tengah memanasnya isu nasional, termasuk kasus yang melibatkan Tom Lembong dan skandal di Komisi Digital (Komdigi).
Menurut Rocky, pertemuan ini memicu rasa penasaran publik, terutama karena Prabowo hanya mengaku membahas "ini dan itu" dengan Jokowi tanpa memberikan detail mengenai topik yang dibicarakan.
Rocky berpendapat bahwa di tengah situasi politik yang penuh tekanan seperti saat ini, pertemuan antara Prabowo dan Jokowi menimbulkan spekulasi bahwa ada diskusi strategis yang berlangsung di balik layar.
“Pertanyaan publik bukan hanya soal pertemuan itu, tapi mengapa Prabowo masih harus datang ke Solo,” ujarnya.
Rocky menjelaskan bahwa publik menduga ada hal mendesak yang dibahas, terutama terkait pengelolaan kabinet dan stabilitas politik, apalagi mengingat Prabowo akan segera melakukan kunjungan ke luar negeri.
Ia juga menyampaikan bahwa kehadiran Prabowo di Solo mungkin terkait dengan upaya memastikan kondisi politik tetap stabil, terutama di tengah sorotan terhadap kasus-kasus besar seperti dugaan korupsi yang melibatkan Tom Lembong.
Rocky juga mempertanyakan apakah kasus Tom Lembong nantinya akan berdampak pada politik nasional atau hanya dianggap sebagai agenda tertentu yang terbatas.
Dalam konteks lain, Rocky menyebut bahwa pertemuan tersebut mungkin berkaitan dengan konsolidasi kabinet baru Prabowo, yang masih didominasi oleh menteri-menteri dari era kepemimpinan Jokowi.
Menurut Rocky, banyak pihak masih menunggu langkah konkret Prabowo dalam membentuk kabinet yang lebih independen.
Rocky menilai bahwa Prabowo sebaiknya segera memberikan arah kebijakan yang jelas, mengingat masyarakat berharap kabinet baru ini membawa perubahan nyata, bukan sekadar melanjutkan kebijakan sebelumnya.
Ia juga mengamati bahwa Jokowi tampaknya masih terlibat dalam dinamika politik nasional meskipun telah menyelesaikan masa jabatannya, dengan berbagai elit politik masih kerap mengunjungi Solo.
“Jokowi terlihat masih ingin terlibat, meski seharusnya, sebagai mantan presiden, ia memberi ruang bagi Prabowo untuk mengelola politik dengan mandiri,” kata Rocky.
Rocky juga menyoroti berbagai isu lain yang menarik perhatian publik saat ini, termasuk posisi Wakil Presiden Gibran Rakabuming, serta dampak dari kebijakan Kejaksaan dalam mengusut kasus-kasus korupsi besar.
Menurut Rocky, semua ini menambah beban bagi Prabowo dalam menjaga stabilitas politik sambil menunjukkan komitmennya pada pemerintahan yang bersih.
“Banyak mata menanti bagaimana Prabowo menangani kabinet yang berisi orang-orang yang reputasinya dipertanyakan publik,” tutup Rocky.(*)