Beberapa hari terakhir, media sosial Indonesia dipenuhi dengan beragam komentar dan kritik terkait pernyataan-pernyataan dari tokoh politik. Salah satu pernyataan yang menuai perhatian adalah komentar dari akun-akun media sosial yang mengkritik performa politik sejumlah tokoh, termasuk Eep Saefulloh Fatah dan Prabowo Subianto.
Akun Twitter @JessicaSya25204 pada 9 November mengungkapkan kritik terhadap politisi yang dianggap tidak mampu bekerja dengan baik, menulis, "Waduh kan sama-sama pernah gabung pemerintah cuma gak bisa kerja. Dipecat terus dendam?" Perkataan ini seolah merujuk pada hubungan kompleks antara beberapa tokoh yang pernah bekerja dalam pemerintahan namun gagal memenuhi ekspektasi publik.
Komentar dari akun @ernestGu21244 juga tidak kalah keras. Dalam komentarnya, ia menyatakan, "Kl masih percaya sama Eep sama aja bunuh diri politik.. nyungsepp.. wkwk noh buktinya.. capres pemegang suara paling sedikit dalam sejarah bangsa ini. : 16% wkwk. malu2in sejarah.. 🤣." Kritikan ini menyasar Eep Saefulloh Fatah yang dianggap gagal menarik dukungan publik dalam Pilpres 2024.
Sementara itu, akun @Fauziindra22 turut memberikan pendapatnya terkait calon pemimpin Indonesia. Ia bertanya, "Emg mnurut anda siapa yg pantas mimpin indonesia?? Anda, Refly Harun? Atau Anies? Gak layak juga..anda ini kaum pembenci bukan oposisi atau kritikus..tanya aja sama hati anda yg paling dalam jangn smbunyi di balik narasi akal sehat."
Kritik lainnya datang dari akun @Arruwe04, yang menyebut, "Belagu kao Scubidu cuma 16% kao di negri ini, suaramu suara sampah." Ungkapan ini mencerminkan ketidakpuasan sebagian kalangan terhadap hasil suara yang diraih oleh calon-calon yang mereka anggap tidak memenuhi harapan rakyat.
Di sisi lain, ada juga komentar yang menanggapi dengan sindiran, seperti yang diungkapkan oleh akun @Big dreams: "Hidup ini dan kebutuhan hidup bkn HANYA dr DEMOKRASI…KALIAN BACOT FITNAH DAN HINA PAK JOKOWI aman2 aj." Ini menandakan ketegangan politik di media sosial yang sering kali berujung pada perdebatan sengit antar pendukung maupun lawan politik.
Kritikan keras juga disampaikan oleh @AgusRahyan77967, yang meminta agar para pengkritik politik yang merasa cakap memimpin bangsa untuk ikut serta dalam Pemilu, "Seharusnya kalau orang2 seperti Didu, Eep, Kiply, Samad, Gerung dll merasa pintar layak menjadi Presiden Gubernur atau Anggota DPR, langsung aja daftar KPU !!! Jgn cuma pintar Bacot Doang."
Sementara itu, @WTSibero mengungkapkan sentimen yang lebih ekstrem, "Tenggelamkan aja semua paslon pilkada yg didukung PDIP!"
Beragam komentar ini mencerminkan kecamuk politik yang terjadi di media sosial menjelang Pilkada 2024 dan memperlihatkan betapa tingginya ketegangan politik di Indonesia. Publik terus mengungkapkan pandangan mereka mengenai arah politik negara melalui media sosial, menunjukkan adanya keberagaman pendapat dan kritik tajam terhadap para tokoh politik.(*)