Pernyataan Soal Janda Gegerkan Indonesia, Ridwan Kamil Menyesal Saya Mohon Maaf

 

Ridwan Kamil Minta Maaf atas Pernyataan Kontroversial Tentang Janda

Calon Gubernur Jakarta nomor urut satu, Ridwan Kamil (RK), kembali menjadi sorotan setelah pernyataannya mengenai "janda" menuai kontroversi. Dalam suasana kampanye yang penuh ketegangan, RK mengakui bahwa pilihan kata yang tidak tepat telah menimbulkan salah paham.

Menyadari dampak dari pernyataannya, RK segera mengungkapkan permohonan maaf dan memberikan klarifikasi mengenai niat di balik ucapannya.

"Pertama-tama, saya memohon maaf. Kadang-kadang dalam suasana kampanye yang penuh intensitas, kalimat bisa menjadi pendek, kurang elaboratif, dan pilihan diksinya mungkin tidak pas. Saya sungguh meminta maaf," ujar RK dalam pernyataannya pada Jumat, 22 November 2024.

Ia menegaskan bahwa sebagai manusia, ia tidak luput dari kesalahan dan berharap masyarakat bisa menerima permintaan maafnya dengan lapang dada.

RK juga mengklarifikasi bahwa ucapannya terkait pemberdayaan perempuan, termasuk janda, melalui berbagai fasilitas yang disediakan pemerintah. Program tersebut, menurutnya, mencakup penyediaan kartu khusus untuk memfasilitasi aspirasi perempuan yang bisa disampaikan melalui gubernur maupun anggota DPRD.

"Intinya, program ini adalah soal fasilitasi aspirasi perempuan. Itu bisa lewat gubernur atau DPRD, tergantung kebutuhan. Tapi memang, pilihan kata saya saat itu kurang tepat sehingga menimbulkan kontroversi," jelas RK.

RK kembali menegaskan bahwa permohonan maafnya tulus dan berharap masyarakat memahami niat baik yang terkandung dalam program pemberdayaan perempuan yang ia sampaikan.

Sementara itu, Angkie Yudistia, juru bicara pasangan RK-Suswono (RIDO), menambahkan bahwa pasangan ini memiliki komitmen tinggi terhadap pemberdayaan perempuan di Jakarta.

"Kami yakin, perempuan adalah kunci untuk mewujudkan Jakarta yang lebih humanis dan inklusif," ujar Angkie.

Menurutnya, program RIDO akan fokus pada pemberdayaan perempuan di berbagai bidang, sesuai dengan aspirasi banyak perempuan Jakarta yang menginginkan akses lebih besar terhadap pendidikan, ekonomi, dan layanan sosial.(*)

Baca Juga