Fakta baru terungkap dalam persidangan kasus guru Supriyani pada Kamis, 7 November 2024. Dalam sidang yang digelar di Pengadilan Negeri (PN) Andoolo, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara (Sultra), Supriyani mengungkapkan bahwa pada bulan April 2024, ia hanya sekali mengajar di kelas 1A, kelas tempat korban, D, anak dari Aipda WH dan NF, belajar.
Supriyani menyebutkan bahwa pertemuan dengan siswa kelas 1A terjadi hanya pada hari Jumat, 26 April 2024. "Pernah sekali mengajar di kelasnya siswa D di bulan April hari Jumat tanggal 26," kata Supriyani. Ia menambahkan bahwa sebelumnya, ia juga sempat mengajar di kelas tersebut pada awal Januari 2024.
Ternyata, tanggal 26 April 2024 juga merupakan hari ketika Aipda WH dan NF melaporkan Supriyani atas tuduhan penganiayaan terhadap D. Supriyani menegaskan bahwa selain pada tanggal tersebut, ia tidak pernah lagi mengajar atau bertemu dengan D. Terlebih, pada Rabu, 24 April 2024, atau saat Supriyani dituduh menganiaya korban, ia sedang mengajar di kelas 1B, sedangkan D berada di kelas yang berbeda.
Dalam kesaksiannya, Supriyani juga menjelaskan bahwa pada hari pengajaran tersebut, D tampak biasa saja. "Ada, di hari itu dia biasa saja, tidak ada apa-apa," ujarnya menjawab pertanyaan Jaksa Penuntut Umum (JPU).
Supriyani yang telah mengajar di SDN 4 Baito selama 16 tahun menambahkan bahwa D baru mulai bersekolah di sekolah tersebut pada pertengahan 2023 lalu.
Dalam persidangan tersebut, Supriyani tidak dapat menahan tangisnya. Air mata mengalir saat ia menyampaikan bahwa ia telah meminta maaf kepada Aipda WH dan NF, orang tua dari D. Dalam lima kali pertemuan mediasi sebelum kasus ini masuk ke persidangan, Supriyani mengungkapkan bahwa ia selalu meminta maaf.
"Saya sudah lima kali bertemu Pak Bowo (Aipda WH) dan setiap bertemu saya sampaikan minta maaf, kalau pernah bikin salah selama mengajari anaknya," ujar Supriyani dengan terbata-bata.
Ia menambahkan bahwa permintaan maaf tersebut bukan untuk mengakui kesalahan, tetapi untuk menyelesaikan masalah tanpa melalui proses hukum. "Karena setiap bertemu selalu disuruh minta maaf, tapi saya tidak mau dibilang memukulinya anaknya karena itu saya tidak pernah lakukan," jelas Supriyani.
Supriyani juga menegaskan bahwa selama 16 tahun mengajar, ia tidak pernah sekalipun melakukan penganiayaan terhadap siswanya. "Kaget, karena 16 tahun saya mengajar tidak pernah menganiaya kejadian seperti ini," ungkapnya.
Meski telah meminta maaf, Supriyani mengungkapkan bahwa Aipda WH sempat mengatakan akan tetap memenjarakan dirinya meskipun hanya untuk sehari. "Sempat ada kata-kata dari Pak Bowo, saya tetap akan penjarakan kamu walaupun hanya sehari agar semua orang tahu kalau kamu salah," kata Supriyani, mengingat perkataan Aipda WH yang keluar setiap kali ada mediasi.(*)