Bandung, 10 November 2024 – Pemerhati politik dan kebangsaan M Rizal Fadillah menegaskan seruannya untuk terus menggulingkan Gibran Rakabuming Raka, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia. Dalam sebuah opini yang berjudul "Hajar Terus Fufufafa", Fadillah menyatakan bahwa Gibran tidak memenuhi syarat untuk memimpin Indonesia dan menilai bahwa kekuasaannya merupakan hasil dari nepotisme yang didalangi oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Fadillah menyebutkan bahwa perjalanan Presiden Prabowo Subianto ke luar negeri, yang dimulai pada 8 hingga 25 November 2024 untuk menghadiri KTT APEC di Peru dan G-20 di Brasil, juga mencakup kunjungan ke China, Amerika Serikat, dan Inggris, memiliki kaitan dengan nasib politik Gibran. Ia mengkritik peran China dalam mendukung Prabowo dalam mencapai jabatan Presiden dan menganggap hubungan tersebut semakin mempertegas ketergantungan politik Indonesia pada kekuatan asing.
Fadillah lebih lanjut menyoroti bahwa meskipun Prabowo telah dilantik sebagai Presiden, ia tetap harus "sowan" atau mengunjungi Xi Jinping di China, menunggu "titah" dari sang Kaisar. Sementara itu, Gibran, yang dianggap kurang berpengalaman di bidang pemerintahan, akan terus dibimbing oleh orang-orang yang loyal kepada Jokowi dan Prabowo.
Menurut Fadillah, meskipun ada upaya untuk mendukung Gibran, sebagian besar rakyat Indonesia menolak kepemimpinan Gibran. Ia menilai bahwa Gibran tidak memiliki kapasitas untuk memimpin negara dengan jumlah penduduk lebih dari 280 juta jiwa dan hanya meraih jabatan tersebut melalui manipulasi pemilu yang dikendalikan oleh ayahnya. Fadillah juga mengingatkan bahwa Gibran dianggap telah melakukan pelanggaran hukum, termasuk nepotisme, penodaan agama, dan pelanggaran undang-undang terkait ITE dan pornografi.
Fadillah menegaskan bahwa meskipun Prabowo sedang berada di luar negeri, upaya untuk menggulingkan Gibran tetap berlangsung dengan semakin intens. Ia mengungkapkan rasa frustasinya terhadap sistem pemerintahan yang dipimpin oleh seseorang tanpa kapasitas yang memadai dan berpendapat bahwa Indonesia sedang dihancurkan oleh "anak kecil yang merasa besar" dalam politik.
Pada akhirnya, Fadillah mengajak masyarakat untuk tidak berharap pada Prabowo untuk membenahi Indonesia, karena ia menilai Prabowo hanya sibuk dengan kekuasaannya sendiri tanpa kontribusi nyata untuk perubahan negara. Seruan Fadillah untuk "Hajar Terus Fufufafa" mencerminkan perjuangannya untuk menggulingkan Gibran dan mengembalikan kedaulatan rakyat.
*) Pemerhati Politik dan Kebangsaan
Bandung, 10 November 2024