Mengejutkan! Mayoritas Warga Israel Anggap Netanyahu 'Ancaman' Bagi Negara

 

Survei: Mayoritas Warga Israel Anggap Netanyahu Ancaman Bagi Keamanan Negara

Sebuah survei terbaru yang dilakukan oleh Channel 13 Israel mengungkapkan bahwa mayoritas warga Israel berpendapat Perdana Menteri Benjamin Netanyahu merupakan ancaman bagi "keamanan Israel". Menurut survei tersebut, yang dilaporkan oleh IRNA pada Rabu malam, 52 persen responden menganggap Netanyahu berbahaya setelah kebocoran informasi rahasia yang terjadi dalam beberapa hari terakhir.

Selain itu, survei juga menunjukkan bahwa 60 persen warga Israel lebih memilih mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant untuk menggantikan Netanyahu. Hanya 14 persen responden yang mendukung Israel Katz sebagai pengganti Netanyahu.

Pemecatan Gallant yang diumumkan pada Selasa malam oleh Netanyahu memicu kontroversi. Dalam pengumuman tersebut, Netanyahu menyatakan bahwa ia memecat Gallant dan mengangkat Katz sebagai penggantinya. Keputusan ini kemudian memicu protes besar-besaran di berbagai kota Israel, termasuk Tel Aviv, Haifa, dan al-Quds, dengan ribuan warga turun ke jalan untuk menyuarakan ketidaksetujuan mereka terhadap kebijakan Netanyahu.

Protes ini juga mencakup seruan mogok dari beberapa kelompok, yang menentang kebijakan Netanyahu, termasuk tindakannya yang dinilai memperburuk konflik di Gaza dan ketidakmampuannya untuk membebaskan para tawanan Palestina yang berada di tangan Hamas. Selain itu, pemukim Zionis juga menggelar unjuk rasa untuk malam kedua berturut-turut di dekat kediaman Netanyahu di al-Quds.

Pada Selasa malam, puluhan ribu warga Israel berdemonstrasi di kota-kota besar untuk menuntut perubahan dalam kebijakan pemerintah, termasuk keluarga tawanan yang mendesak kesepakatan untuk pembebasan sandera.

Ribuan Warga Israel Gelar Aksi di Kediaman Netanyahu

Ribuan warga Israel kembali menggelar aksi unjuk rasa di sekitar kediaman Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di Yerusalem. Para demonstran menuntut pembebasan sandera dan gencatan senjata. Dalam aksi tersebut, mereka menyiram jalan dekat kediaman Netanyahu dengan cat merah sebagai simbol darah para sandera yang belum dibebaskan.

Para pengunjuk rasa juga membawa banner yang bertuliskan "darah para sandera di tangan Anda", dengan beberapa orang lainnya mengangkat poster keluarga atau kerabat mereka yang masih disandera di Gaza. Aksi ini menjadi sorotan di media sosial, dengan video demonstrasi yang menunjukkan para peserta membawa spanduk berbahasa Ibrani dan berjalan di atas jalan yang sudah tersiram cat merah.

Ini bukan pertama kalinya warga Israel menggelar protes di dekat kediaman Netanyahu. Pada November lalu, mereka juga mengadakan aksi serupa, di mana warga Israel menuntut Netanyahu untuk mundur dari jabatannya. Dalam aksi tersebut, para demonstran menganggap Netanyahu sebagai "bencana" bagi Israel.

Tekanan Terhadap Netanyahu Semakin Meningkat

Netanyahu kini berada di bawah tekanan besar setelah hampir empat bulan Israel melancarkan agresi militer di Palestina. Keluarga tawanan yang masih ditahan di Gaza terus mendesak Netanyahu untuk segera membuat kesepakatan dengan Hamas untuk pembebasan sandera.

Di sisi lain, pihak oposisi mempertanyakan keputusan yang akan diambil oleh pemerintah, apakah akan terus melanjutkan perang atau berfokus pada pembebasan sandera. Upaya damai antara Israel dan Hamas terus dilakukan oleh pihak ketiga, termasuk Qatar dan Mesir, yang berusaha memfasilitasi perundingan. Hamas sendiri telah mengajukan tawaran yang mencakup penarikan pasukan Israel dari Gaza dan pengakuan Hamas sebagai pemerintahan di wilayah tersebut. Namun, Netanyahu menolak tawaran ini, dengan alasan bahwa hal itu akan merusak upaya yang telah dilakukan oleh pasukan Israel.

Israel juga dilaporkan telah mengajukan tawaran baru yang mencakup jeda pertempuran selama dua bulan dan pembebasan sandera secara bertahap, namun hingga kini belum ada kesepakatan yang tercapai.(*)

Baca Juga