Sopir taksi online bernama Rizki Fitrianda telah melanjutkan kasus pemukulan yang dialaminya oleh seorang penumpang yang diketahui sebagai anggota kepolisian di kawasan SCBD, Jakarta Selatan.
Kuasa hukum Rizki, Roberto Sihotang, menceritakan kronologi awal pemukulan terhadap kliennya tersebut.
Awalnya, Rizki mendapatkan penumpang dari kawasan Senayan City, Jakarta Selatan, dengan tujuan Halte Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, pada Kamis (31/10/2024).
"Di tengah jalan, Rizki memastikan lagi kepada penumpangnya, 'Ini benar pak halte bus komdak (Polda Metro Jaya)?' dan penumpang tersebut menjawab, 'Iya, nanti lu tinggal masuk aja.' Cara penyampaiannya itu kurang mengenakan menurut keterangan Rizki, dia merasa direndahkan," kata Roberto saat dihubungi, Minggu (3/11/2024).
Setelah hampir sampai tujuan, Roberto mengatakan kliennya kembali memastikan jika tujuannya hanya sampai halte dan tidak masuk ke Polda Metro Jaya. Jika ingin masuk, penumpang diminta untuk merubah titik tujuan.
"Setelah itu, penumpang menyodorkan handphone-nya dan meminta Rizki untuk mengubah titik tujuan sendiri. Ketika Rizki menoleh ke belakang, mobilnya yang manual tidak diinjak remnya dan akhirnya nabrak mobil Alphard di depannya," ucapnya.
Setelah menyelesaikan masalah dengan sopir mobil Alphard, Rizki kembali ke dalam mobil. Namun, menurut Rizki, polisi bersama seorang wanita yang menjadi penumpangnya itu kembali marah-marah sehingga Rizki kesal dan meminta mereka untuk turun dari mobil.
"Akhirnya si penumpang bilang, 'Yaudah gue turun sekarang di sini,' dan dia pun turun. Saat akan turun, Rizki mendapatkan bogem mentah sekali," jelasnya.
Aksi pemukulan tersebut terekam oleh handphone Rizki sehingga dia memutuskan untuk membuat laporan polisi. Namun, saat berada di SPKT Polda Metro Jaya, anggota polisi tersebut ternyata sudah menunggunya.
Di sana, anggota polisi itu meminta agar kasusnya tidak dilanjutkan. Rizki yang ingin membuat laporan malah dibawa ke sebuah ruangan oleh dua anggota polisi lainnya.
Roberto menyatakan bahwa di dalam ruangan itu, kliennya merasa tertekan karena diminta untuk membuat surat pernyataan perdamaian.
Rizki saat itu dijanjikan uang ganti rugi sebesar Rp5 juta oleh dua anggota polisi yang membawanya untuk biaya pengobatan. Merasa tak berdaya, Rizki akhirnya membuat surat perdamaian tersebut dengan tulisan tangannya yang kini menjadi viral.
"Awalnya dijanjikan Rp5 juta, namun saat ditransfer ternyata hanya Rp2 juta. Uang Rp2 juta itu hingga hari ini tidak digunakan oleh Rizki," ungkap Roberto.
Oleh karena itu, Rizki membuat surat pernyataan yang berisi pencabutan surat perdamaian dan akhirnya membuat laporan ke Polres Metro Jakarta Selatan.
"Setelah mendengar ceritanya, saya menyarankan Rizki untuk membuat laporan di Polres Jaksel, agar tidak terjadi tarik-ulur di Polda Metro Jaya," ucapnya.
Sementara itu, Kasie Humas Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Nurma Dewi, mengatakan saat ini masih mengecek apakah laporan polisi tersebut sudah diterima atau belum.
"Saya cek dulu ya," ucap Nurma.
Untuk informasi, rekaman video pemukulan tersebut bahkan menyebar ke berbagai media sosial. Dalam video tampak penumpang merupakan seorang pria berkacamata dan perempuan.
"Ada kok yang lebih bagus," kata penumpang.
Sembari membuka pintu, penumpang tersebut melayangkan pukulan dari arah belakang.
"Astagfirullah," kata sopir.
"Ini ada rekaman, gua laporin lu," kata sopir.
Pria yang memukul terlihat tak menyangka aksinya terekam kamera.
"Video apa?" katanya.
Sementara itu, penumpang wanita langsung meminta maaf.
"Maaf ya pak," katanya.(*)