Jumlah Korban Kurang Banyak, PM Inggris Bantah Ada Genosida di Gaza

 

Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, membuat pernyataan kontroversial dalam rapat dengan anggota parlemen di House of Commons pada Rabu, 13 November 2024. Pernyataan ini muncul setelah salah satu anggota parlemen independen, Ayoub Khan, mengkritisi Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy.

Lammy baru-baru ini mengklaim bahwa istilah genosida hanya bisa digunakan jika jutaan orang kehilangan nyawa, seperti yang terjadi di Rwanda dan peristiwa Holocaust. Lammy menilai penggunaan istilah genosida untuk menggambarkan korban perang Gaza dapat merusak klasifikasi tersebut.

Khan menentang keras pendapat tersebut, merujuk pada Konvensi Genosida PBB yang menyatakan bahwa genosida tidak dikategorikan berdasarkan angka, melainkan berdasarkan niat.

"Niat pemerintah Israel dan IDF telah secara eksplisit jelas dalam kata-kata dan tindakan selama 400 hari terakhir, menewaskan lebih dari 45.000 pria, wanita, dan anak-anak yang tidak bersalah," ujarnya.

Anggota parlemen tersebut kemudian bertanya kepada PM Starmer tentang penolakan Menlu Lammy terhadap klaim genosida di Gaza. Dalam tanggapannya, Starmer menyampaikan bahwa dirinya memahami definisi genosida, namun ia tidak menganggap apa yang terjadi di Gaza sebagai kejahatan kemanusiaan tersebut.

"Akan bijaksana untuk memulai pertanyaan seperti itu dengan merujuk pada apa yang terjadi pada bulan Oktober tahun lalu. Saya sangat memahami definisi genosida, dan itulah sebabnya saya tidak pernah menggambarkan ini sebagai genosida," ujar Starmer.

Sementara itu, Francesca Albanese, Pelapor Khusus PBB untuk Wilayah Palestina yang Diduduki, yang saat ini sedang berkunjung ke Inggris, telah berulang kali menegaskan keyakinannya bahwa apa yang terjadi di Gaza memenuhi syarat sebagai genosida.(*)

Baca Juga