Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Jokowi Beralih Peran: Dari Presiden ke Influencer, Effendi Gazali Sebut NKRI Jadi Negara Konten dalam 10 Tahun

 Effendi Gazali: Pemerintah Kurang Siap Hadapi Virus Corona - Riaumandiri.co

Effendi Gazali: Jokowi Ubah Indonesia Jadi "Negara Konten"

Effendi Gazali, seorang pengamat politik, memberikan pandangan terkait perubahan pola pemerintahan Indonesia selama 10 tahun kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Ia menyoroti bahwa pemerintahan Jokowi telah mengubah Indonesia menjadi "Negara Konten" dan "Republik Influencer."

Menurut Effendi, setelah menyelesaikan masa jabatannya, Jokowi tampak beralih peran menjadi seorang influencer.

Pandangan ini tidak lepas dari karakter pemerintahan Jokowi yang disebut sangat bergantung pada media sosial dan pengaruh influencer dalam membangun citra serta memengaruhi opini publik.

Dalam diskusinya di kanal YouTube Indonesia Lawyers Club, Effendi menyoroti pola Jokowi dalam melibatkan influencer selama masa pemerintahannya.

"Siapa yang diundang ke Istana? Influencer! Kampanye makan bakso bersama siapa? Influencer! Kalau Anda belum diundang ke Istana, mungkin Anda belum mengikuti alurnya," ujarnya.

Effendi menggarisbawahi bahwa kehadiran influencer bukan hanya sekadar strategi komunikasi, tetapi menjadi ciri khas pemerintahan Jokowi dalam membangun citra politik.

Ia juga membandingkan gaya kepemimpinan Jokowi dengan Megawati Soekarnoputri.

Menurut Effendi, Jokowi cenderung lebih cepat terjun ke politik praktis setelah masa jabatannya selesai, seperti terlibat dalam Pilkada di beberapa daerah.

Sebaliknya, Megawati lebih memilih jalur struktural melalui partai dan tidak terlalu aktif dalam dinamika politik daerah.

"Jokowi tidak betah setelah selesai menjabat sebagai Presiden. Ia langsung turun untuk memengaruhi Pilkada, berbeda dengan Megawati yang lebih memilih jalur struktural," ungkap Effendi.

Namun, ia mencatat bahwa pengaruh Jokowi dalam Pilkada mulai menurun.

Sebagai contoh, pada Pilkada Jakarta, tingkat dukungan terhadap Jokowi turun dari 61% menjadi 47%.

Menurut Effendi, ini menunjukkan bahwa daya tarik politik Jokowi sebagai pemimpin mulai melemah di mata publik.

Meski demikian, ia juga mengingatkan bahwa keterlibatan Jokowi dalam politik praktis setelah masa jabatan dapat menimbulkan kontroversi.

"Jika Jokowi turun tetapi kemudian kalah, ini bisa menjadi kejadian yang memalukan, terutama karena banyak yang percaya bahwa kehadirannya membawa kemenangan," tutup Effendi.(*)

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved