Setelah pernyataan mantan Presiden Jokowi terkait kebijakan impor beras saat surplus kembali viral, penangkapan Tom Lembong menuai tanggapan dari publik.
Pernyataan tersebut muncul dalam sebuah cuplikan video debat Pilpres 2019 antara Jokowi dan Prabowo, di mana Jokowi menyebut bahwa Indonesia menghasilkan surplus beras pada tahun 2018.
"Pada 2018, produksi beras kita mencapai 33 juta ton, sementara konsumsi kita hanya 29 juta ton. Artinya, terdapat surplus beras sebesar hampir 3 juta ton," kata Jokowi, dalam video yang diunggah akun X @Mdy_Asmara1701 pada 1 November.
Jokowi kemudian menguraikan alasan pemerintah tetap melakukan impor meskipun ada surplus, yakni untuk menjaga stabilitas harga dan memastikan ketersediaan stok sebagai cadangan untuk berbagai kebutuhan, termasuk bencana dan gagal panen.
Unggahan ini segera memicu respons dari warganet, yang menghubungkan kebijakan tersebut dengan penetapan tersangka Tom Lembong.
“Jiaahh.. Sudah dijawab sama Pak Mulyono tuh. Tenang Pak Lembong.. Pak Mul sudah di sini," tulis akun @JenieDegea.
Akun lain, @abdulapung, menyebut, "Inilah yang sering kita dengar, tidak ada visi misi menteri, yang ada visi misi presiden, terjawab di sini kenapa boleh saja impor meskipun surplus, bosnya yang membolehkan."
"Pak Tom, kasih video Mulyono ini saja ke hakim nanti pas sidang," tulis @febrianobie.
Sementara itu, akun @Hansayuk menambahkan, “Lha apa dasar Kejagung menangkap Pak Tom…kan beliau ini sebagai presiden dengan visinya.”
Publik pun mempertanyakan apakah kebijakan impor di bawah kepemimpinan Jokowi ini dapat dijadikan landasan dalam kasus yang menjerat Tom Lembong.(*)