"Jamin Ginting Sebut Tom Lembong Sebagai Korban Tebang Pilih dalam Hukum"

 

Jamin Ginting Sebut Tom Lembong Korban Tebang Pilih dalam Hukum

Profesor Hukum Jamin Ginting menegaskan bahwa dalam kasus hukum yang menimpa pengusaha sekaligus tokoh publik Tom Lembong, bukti-bukti yang diajukan tidak cukup kuat untuk menjadikannya sebagai tersangka.

Jamin Ginting juga menyinggung dugaan tebang pilih hukum yang kerap terjadi dalam penanganan kasus serupa. Menurutnya, aspek pembuktian adalah fondasi utama dalam menetapkan seseorang sebagai tersangka.

"Jika bukti lemah ini bisa mencederai rasa keadilan," ujar Jamin Ginting yang dikutip dari YouTube Abraham Samad SPEAK UP.

Jamin Ginting menilai ada ketidakadilan dalam perlakuan hukum yang diterima Tom Lembong. Ia berpendapat kasus ini menunjukkan bahwa hukum masih tajam ke bawah dan tumpul ke atas.

"Ada dugaan kuat tebang pilih di sini dan Tom Lembong adalah korban ketidakadilan dalam proses hukum yang masih jauh dari kata transparan," tambahnya.

Menurut Jamin Ginting, kasus ini menunjukkan bahwa masih ada pengaruh kekuasaan dan uang dalam penegakan hukum di Indonesia. Ia mengingatkan bahwa kasus-kasus serupa yang melibatkan tokoh masyarakat atau pejabat sering kali mendapat perlakuan berbeda dibandingkan dengan rakyat biasa.

"Ini memperkuat asumsi bahwa akses terhadap keadilan masih sulit dijangkau oleh semua pihak," katanya.

Jika kasus ini terus dipaksakan tanpa bukti yang cukup, Jamin Ginting mengkhawatirkan kredibilitas lembaga hukum di mata masyarakat. Ia berharap agar aparat penegak hukum dapat bertindak profesional dan independen dalam menangani kasus-kasus serupa.

"Ini bisa merusak kepercayaan masyarakat terhadap hukum dan dampaknya akan sangat panjang," tutur Jamin Ginting.

Jamin Ginting berharap agar kasus ini segera diusut secara transparan dan pihak berwenang menunjukkan komitmen pada keadilan tanpa pandang bulu.

"Kita butuh pembuktian yang jelas, bukan sekadar opini dan dugaan tanpa dasar. Jika memang tak ada bukti yang cukup, sebaiknya kasus ini dihentikan demi keadilan," tutup Jamin Ginting.(*)

Baca Juga