Presiden Prabowo Ungkap Rencana Impor Beras dari India
Presiden Prabowo Subianto mengumumkan rencana pemerintah Indonesia untuk mengimpor beras dari India. Pernyataan ini disampaikan saat pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri India, Narendra Modi, di Brasil, Senin (18/11/2024).
Rencana impor tersebut menjadi bagian dari kerja sama perdagangan antara Indonesia dan India. Presiden Prabowo menyebutkan bahwa kesepakatan impor beras diharapkan dapat segera tercapai, meskipun detail teknis dan kuota impor belum dijelaskan.
Sebelumnya, pada 2023, pemerintah Indonesia juga melakukan impor beras dari India sebanyak satu juta ton untuk mengantisipasi dampak El Nino terhadap produksi pangan nasional. Langkah serupa juga dilakukan dengan Thailand pada akhir 2023, saat pemerintahan Presiden Joko Widodo menyepakati impor dua juta ton beras guna memperkuat cadangan pangan nasional.
Target Swasembada Pangan
Dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Brasil, Presiden Prabowo menyampaikan visi pemerintah untuk mencapai swasembada pangan dalam empat tahun ke depan. Ia juga menargetkan Indonesia dapat membantu upaya global dalam mengatasi kemiskinan dan kelaparan dalam lima tahun mendatang.
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, mendukung visi ini dengan menargetkan swasembada beras dan jagung pada tahun 2028. Untuk mewujudkan target tersebut, Kementerian Pertanian telah membentuk Brigade Swasembada Pangan yang melibatkan TNI dan Kementerian Pekerjaan Umum untuk program cetak sawah dan optimasi lahan.
Program ini menargetkan penciptaan 2,4 juta hektar lahan baru dalam lima tahun ke depan, dengan harapan dapat meningkatkan produksi beras hingga satu juta ton per tahun.
Rencana Tidak Impor pada 2025
Meskipun impor beras masih dilakukan pada 2024, pemerintah optimis dapat mengurangi impor pada tahun 2025. Menteri Zulkifli Hasan menyebutkan stok beras di Bulog diperkirakan mencapai dua juta ton pada akhir tahun 2024.
Ia juga memastikan ketersediaan beras saat periode penurunan produksi pada awal 2025, dengan produksi surplus yang diproyeksikan pada Maret hingga Mei 2025. Pemerintah berharap langkah ini dapat mengurangi ketergantungan pada impor beras di masa mendatang.(*)