Jokowi Dikritik Atas Langkah Politik yang Berseberangan dengan PDIP
Usai mengakhiri masa jabatannya sebagai Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) terus menjadi sorotan publik. Namun, kritik lebih sering mencuat dibandingkan pujian atas langkah-langkah politiknya.
Pakar politik, Ikrar Nusa Bhakti, mengungkapkan keheranannya terhadap sikap politik Jokowi yang dinilai bertentangan dengan PDI Perjuangan (PDIP).
Hal ini disampaikan dalam sebuah diskusi bertajuk Dinamika Politik dan Keamanan Jelang Pilkada: Bayang-Bayang Jokowi di Rezim Prabowo yang digelar oleh Imparsial di Tebet, Jakarta Selatan, Senin, 25 November 2024.
"Enggak pernah saya melihat seseorang yang dibesarkan dalam sebuah parpol kemudian begitu berpisah dengan parpol itu, langsung mengambil garis yang bukan hanya berseberangan, tetapi bermusuhan," ujar Ikrar.
Ia menyoroti perjalanan karier Jokowi yang sejak menjadi kandidat Wali Kota Solo, Gubernur DKI Jakarta, hingga Presiden RI selama dua periode selalu diusung oleh PDIP.
Namun, setelah tidak lagi menjabat sebagai presiden, Jokowi justru mendukung kandidat yang tidak sejalan dengan PDIP dalam Pilkada Serentak 2024.
Menurut Ikrar, tindakan Jokowi mendukung kandidat di luar PDIP terlihat seperti upaya untuk melemahkan partai yang telah membesarkan namanya.
"Seperti ada yang bilang, pembunuh yang tidak berperasaan," kata Ikrar.
Ia menganggap langkah Jokowi sebagai bentuk penghancuran terhadap PDIP, meski sebelumnya partai tersebut berperan besar dalam memenangkan Jokowi di berbagai kontestasi politik.
Ikrar menyayangkan sikap Jokowi yang tidak menunjukkan kebersamaan dengan PDIP dalam mendukung kandidat-kandidat mereka di Pilkada Serentak 2024.
Sebaliknya, Jokowi justru diduga berupaya melibas basis-basis suara PDIP, seperti Jakarta, Jawa Tengah, dan Bali.
Lebih lanjut, Ikrar menuduh Jokowi saat ini tengah berusaha mengokohkan kekuasaan dengan berbagai cara.
Salah satu contohnya adalah dugaan permintaan Jokowi kepada Presiden RI Prabowo Subianto untuk menyatakan dukungan terhadap kandidat Ahmad Luthfi dan Taj Yasin di Pilkada Jawa Tengah.
"Artinya itu berarti Jokowi meminta Prabowo membuat video dukungan kepada Luthfi-Gus Yasin, walaupun dinyatakan yang minta itu adalah cagub dan cawagub Jateng," ungkap Ikrar.
Pernyataan ini menambah panas dinamika politik menjelang Pilkada Serentak 2024, yang terus menjadi sorotan berbagai kalangan.(*)