TikToker Intan Srinita Tuduh Roy Suryo sebagai Dalang Akun Fufufafa, Picu Perdebatan di Media Sosial
TikToker Intan Srinita saat ini menjadi sorotan di platform X setelah membuat pernyataan kontroversial yang menuduh pakar telematika Roy Suryo sebagai dalang di balik akun Kaskus @fufufafa. Tuduhan ini sontak memicu perdebatan publik.
"Siapa nih yang waktu itu bilang akun fufufafa itu miliknya Mas Gibran? Ya ampun, ternyata ya permainannya Roy Suryo, gokil juga," ujar Intan dalam unggahannya pada Selasa (12/11/2024). Menurut Intan, Roy Suryo yang semula berusaha mengungkap bahwa akun tersebut milik Gibran Rakabuming, kini justru divonis hukuman penjara sembilan bulan atas tuduhan penyebaran informasi palsu melalui akun tersebut.
Namun, pernyataan Intan tidak serta-merta diterima oleh netizen. Sebaliknya, beberapa pihak justru mencurigai Intan sebagai "buzzer" yang berupaya merusak reputasi Roy Suryo. Pasalnya, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) tersebut diketahui menjadi salah satu figur yang cukup vokal dalam upaya menguak identitas di balik akun Fufufafa, bahkan hingga melaporkannya ke Bareskrim Mabes Polri.
Menanggapi isu ini, banyak yang mempertanyakan seberapa besar bayaran yang diterima seorang buzzer di Indonesia, mengingat kecurigaan terhadap Intan sebagai buzzer untuk kepentingan tertentu.
Gaji Buzzer di Indonesia
Universitas Oxford pernah merilis hasil riset dalam laporan berjudul "The Global Disinformation Order 2019 Global Inventory of Organized Social Media Manipulation," yang memetakan fenomena buzzer di sejumlah negara, termasuk Indonesia, serta kisaran bayaran yang diterima oleh mereka.
Menurut laporan tersebut, buzzer di Indonesia dapat menerima gaji antara Rp1-50 juta setiap bulan. Dalam riset tersebut, seorang buzzer anonim mengaku pernah mendapatkan antara Rp50-100 juta per bulan untuk membentuk opini publik sesuai dengan kepentingan pihak tertentu.
Tuduhan yang dilontarkan oleh Intan Srinita dan tudingan balik yang menyebutnya sebagai buzzer menunjukkan semakin kompleksnya peran buzzer dalam politik Indonesia. Peran mereka kian mencuri perhatian publik, terutama dalam mengiring opini terkait tokoh-tokoh besar di negeri ini.(*)