Layanan "Lapor Mas Wapres" Disebut Hanya Sebagai Pencitraan Politik
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka baru-baru ini meresmikan layanan pengaduan masyarakat bernama "Lapor Mas Wapres." Namun, inisiatif ini menuai kecurigaan dari beberapa pihak yang menilai posko pengaduan tersebut hanya langkah pencitraan.
Kecurigaan ini muncul karena posko tersebut dibuka saat Gibran menjalankan tugas sebagai pelaksana tugas presiden, menggantikan sementara posisi Presiden Prabowo yang sedang melakukan kunjungan kenegaraan ke beberapa negara, termasuk China dan Amerika Serikat.
Dugaan Kepentingan Politik Jangka Panjang
Dalam sebuah talkshow di salah satu stasiun televisi swasta, analis politik Ujang Komaruddin mengungkapkan pandangannya mengenai layanan pengaduan ini. Dalam potongan video yang beredar di media sosial, Ujang menduga bahwa posko "Lapor Mas Wapres" dibuka untuk kepentingan politik jangka panjang, khususnya untuk Pilpres 2029.
“Saya dalam konteks ini yakin, semua punya kepentingan. Apalagi kita tahu, semua juga menuju kepada (Pilpres) 2029,” ujar Ujang dalam pernyataannya.
Spekulasi Ketidaktahuan Presiden Prabowo
Ujang juga mengungkapkan kemungkinan bahwa Presiden Prabowo tidak mengetahui keberadaan layanan pengaduan yang diinisiasi Gibran tersebut. Menurutnya, jika Prabowo tahu, maka seharusnya layanan pengaduan tersebut diatur sebagai bagian dari program Presiden, bukan oleh Wakil Presiden.
“Kalau saya cenderung subjektif dan prediktif. Saya meyakini (Prabowo) tidak tahu. Kalau (Prabowo) tahu, ya pasti komunikasinya ada di presiden. Artinya, pengaduan itu adanya di Presiden, bukan di Wapres,” ucap Ujang.
Blunder Bagi Pemerintahan Prabowo?
Meski tidak menentang adanya layanan pengaduan masyarakat, Ujang mengingatkan bahwa langkah ini dapat menjadi blunder bagi pemerintahan Prabowo jika tidak dikelola dengan baik. Menurutnya, jika program ini dijalankan tanpa koordinasi dengan Presiden atau kementerian terkait, hal tersebut dapat menimbulkan masalah di kemudian hari.
“Di satu sisi, tidak ada yang salah juga membuat pengaduan itu. Tapi di sisi lain, misalnya Presidennya tidak tahu, kementeriannya juga tidak diberi tahu, ini yang menjadi persoalan,” jelas Ujang.
Reaksi Netizen
Kecurigaan publik terkait layanan "Lapor Mas Wapres" juga terlihat dari berbagai komentar netizen. Banyak yang menduga bahwa Gibran mengambil kesempatan untuk tampil lebih menonjol saat Presiden Prabowo sedang berada di luar negeri. Beberapa netizen bahkan mengaitkan hal ini dengan ambisi Gibran untuk maju dalam Pilpres 2029.
“Gibran diam-diam mau tampil lebih terdepan dari pada Presiden,” tulis salah satu netizen. Komentar lain menambahkan, “Pencitraan untuk maju 2029, jangan sampai terkecoh lagi dengan blusukan.”
Selain itu, ada pula netizen yang mencoba mengirimkan laporan melalui nomor WhatsApp yang disediakan untuk layanan tersebut. Namun, laporan yang dikirim hanya menunjukkan tanda centang satu, mengindikasikan bahwa pesan tersebut belum diterima.
“WA (WhatsApp) pengaduan cuma centang satu,” ungkap salah satu pengguna media sosial, mempertanyakan efektivitas layanan "Lapor Mas Wapres."(*)