Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Diisi Sosok Kontroversial, Semangat Kepemimpinan Bahlil di Golkar Cuma Gimik!

 

Arfianto Purbolaksono Nilai Semangat Bahlil Lahadalia Sekadar Gimik Belaka

Jakarta, 19 November 2024 – Manajer Riset dan Program The Indonesian Institute (TII), Arfianto Purbolaksono, menilai semangat yang digemborkan oleh Bahlil Lahadalia dalam memimpin Partai Golkar hanya sekadar gimik belaka. Arfianto merujuk pada beberapa sosok kontroversial yang mengisi kepengurusan partai, seperti mantan terpidana korupsi Idrus Marham dan Yahya Zaini yang sempat tersandung kasus video asusila.

"Harapannya kepengurusan (Bahlil) itu diikuti oleh perubahan besar, semangatnya adalah semangat baru. Tapi ternyata malah orang-orang yang pernah terjerat kasus maupun sosok kontroversial masih ada di kepengurusan Pak Bahlil," kata Arfianto dalam keterangannya pada Senin (18/11/2024).

Menurut Arfianto, semangat yang coba ditularkan oleh Bahlil kepada para kader Golkar terkesan tidak lebih dari sekadar gimik. Ia menilai, Bahlil seharusnya bisa membawa perubahan yang lebih signifikan, namun faktanya hingga saat ini, kepemimpinan tersebut hanya berfokus pada hal-hal yang tidak substansial.

"Seharusnya beliau bisa membawa perubahan yang cukup berani, tapi ternyata hingga saat ini tidak banyak beranjak dari hal-hal yang sifatnya hanya sekedar gimmick belaka," ujar Arfianto.

Lebih lanjut, Arfianto menegaskan bahwa Golkar sebagai partai besar seharusnya mampu beradaptasi dan memunculkan sosok politisi baru yang lebih berkualitas.

Selain itu, Arfianto juga menyoroti gimik lainnya yang coba diorkestrasi Bahlil, yakni soal kemungkinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka bergabung sebagai kader Partai Golkar. Bahlil sempat mengungkapkan bahwa akan ada nama-nama baru yang masuk ke dalam kepengurusan, yang oleh publik dianggap sebagai Jokowi dan Gibran. Namun, menurut Arfianto, hal tersebut hanya bertujuan untuk menarik perhatian publik.

"Kayak kemarin beliau menyatakan akan ada nama-nama baru yang akan masuk, yang notabene publik menganggapnya adalah Pak Jokowi ataupun Mas Gibran, tapi ternyata kan itu hanya ingin mencari perhatian publik saja," ujar Arfianto.

Arfianto mengingatkan bahwa hal ini dapat berdampak negatif terhadap Partai Golkar. Ia juga menyinggung adanya gugatan terhadap kepemimpinan Bahlil yang saat ini masih berlangsung di internal partai.

"Kalaupun ada hal-hal yang kemudian menjadi lebih besar lagi permasalahan di internal, ya pastinya akan ada pergantian ketum. Tetapi kalau sekarang kayaknya masih cukup jauh sih hingga saat ini, tetapi sorotan publik ataupun di internal ya semakin kuat," kata Arfianto.

Terkait dampak elektoral, Arfianto menilai hasil Pilkada 2024, terutama Pilgub Jakarta, akan menjadi ujian bagi kepemimpinan Bahlil. Partai Golkar mengusung Ridwan Kamil sebagai calon gubernur DKI Jakarta, dan menurut Arfianto, keberhasilan dalam mengonsolidasikan partai dan mendukung kemenangan Ridwan Kamil akan menjadi tolak ukur bagi soliditas Golkar di bawah Bahlil.

"Nanti akan kita lihat sejauh mana soliditas dari Partai Golkar di bawah kepemimpinan Pak Bahlil. Yang paling bisa kita lihat adalah di DKI Jakarta, Ridwan Kamil sebagai kader Golkar, bagaimana kepengurusan Pak Bahlil bisa membawa kemenangan untuk Ridwan Kamil," ujarnya.

Arfianto menambahkan bahwa, berdasarkan survei yang ada saat ini, masih diperlukan kerja keras oleh kepengurusan Golkar untuk memenangkan Pilkada DKI Jakarta, baik dari tingkat DPP maupun DPD, agar Ridwan Kamil dapat meraih kemenangan. "Ujiannya kan nanti di sana," tandasnya.(*)

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad


Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved