HMI Mamuju Demo Kejati Sulbar Tuntut Pemecatan Jaksa Amiruddin, Terkait Aksi Istri Oknum Jaksa
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Manakarra Mamuju melakukan aksi demonstrasi di Kejaksaan Tinggi Sulawesi Barat (Kejati Sulbar) pada Rabu, 6 November 2024. Aksi tersebut dilakukan terkait dengan viralnya perbuatan istri oknum jaksa di Kejati Sulbar, Andi Hardiana, yang diduga memamerkan kekayaan melalui media sosial.
Ketua Cabang HMI Manakarra Mamuju, Ansar, dalam keterangannya menyebutkan bahwa tindakan Andi Hardiana yang melakukan live di media sosial dengan memamerkan gaya hidup mewah dan menyebut dirinya sebagai istri jaksa sangat tidak pantas. "Adanya oknum istri jaksa yang melakukan live di media sosial dengan memamerkan kekayaan dan menyebut, kalau dia adalah istri jaksa. Ini sangat tidak pantas," tegas Ansar.
Menurut Ansar, tindakan tersebut mencederai citra institusi kejaksaan dan bertentangan dengan peringatan Jaksa Agung, ST Burhanuddin, yang meminta agar istri jaksa tidak menunjukkan gaya hidup mewah. "Andi Hardiana juga kami menilai merusak tatanan demokrasi yang baik. Dalam live-nya, dia mengatakan bahwa politik itu saling menjatuhkan, ini sangat disayangkan," ujar Ansar. Ia juga menyatakan bahwa ucapan tersebut bisa memicu komplikasi di masyarakat, terutama menjelang Pilkada.
Lebih lanjut, Ansar menyesalkan bahwa dalam video tersebut, suaminya, Jaksa Amiruddin, yang terlihat duduk dekat istrinya, tidak menegur tindakan tersebut. "Yang lebih parahnya saat live, suaminya yang merupakan jaksa terlihat berada di dekat istrinya dengan duduk di kursi, namun dia tidak menegur istrinya, ini sangat fatal," tegas Ansar.
Sebagai bentuk respons, HMI meminta Kejaksaan Agung untuk memberhentikan Jaksa Amiruddin dari jabatan Asisten Intel Kejati Sulbar atau Eks Kasi Penkum Kejati Sulbar. "Kami meminta kepada Kajati Sulbar untuk serius menangani kasus ini dan memberikan tembusan kepada Kejagung agar Jaksa Amiruddin dicopot dari jabatannya," ujar Ansar.
Selain itu, HMI juga meminta agar Kejati Sulbar melakukan audit terhadap aliran dana yang diduga masuk melalui Andi Hardiana sebagai istri Jaksa Amiruddin. "Kami menduga bahwa harta yang dipamerkan bisa jadi hasil dari korupsi atau praktik nepotisme lain yang melanggar hukum," pungkas Ansar.(*)