Tiga tersangka pembunuhan warga Israel, Zvi Kogan, yang terjadi di Uni Emirat Arab (UEA) telah berhasil ditangkap. Kementerian Dalam Negeri UEA mengonfirmasi penangkapan tersebut dan berjanji akan memastikan bahwa para pelaku dihukum sesuai hukum yang berlaku.
"Semua kekuatan hukum akan digunakan untuk menanggapi dengan tegas dan tanpa keringanan terhadap tindakan atau upaya apa pun yang mengancam stabilitas masyarakat," ungkap laporan tersebut, seperti dimuat Reuters pada Senin, 25 November 2024.
Kogan, yang memiliki kewarganegaraan ganda UEA dan Moldova, bekerja dengan gerakan Chabad Yahudi Ortodoks yang berbasis di New York. Dia dilaporkan hilang pada Kamis, 21 November 2024, dan terakhir terlihat di sebuah supermarket Kosher di Dubai.
Jasad Kogan ditemukan pada hari Minggu, 24 November 2024, di kota Al Ain, UEA, yang berbatasan dengan Oman. Namun, belum diketahui apakah dia dibunuh di sana atau di tempat lain, menurut mantan politikus Israel, Ayoob Kara.
Kara, yang juga merupakan anggota partai Likud dan mempromosikan hubungan ekonomi antara Israel dan negara-negara Arab, menyatakan bahwa ada indikasi keterlibatan Iran dalam pembunuhan ini. Namun, Kedutaan Besar Iran di UEA dengan tegas membantah tuduhan tersebut.
Atas insiden ini, Kementerian Luar Negeri Israel mengimbau warganya untuk menghindari perjalanan yang tidak penting ke UEA. Mereka yang berada di UEA diminta untuk tetap berada di area yang aman dan menghindari tempat-tempat yang terkait dengan Israel atau komunitas Yahudi.
Komunitas Israel dan Yahudi di UEA semakin terlihat sejak 2020, ketika UEA menjadi negara Arab pertama dalam 30 tahun yang menjalin hubungan formal dengan Israel berdasarkan perjanjian Abraham Accords yang ditengahi AS. Meski demikian, sejak serangan Hamas yang menghancurkan komunitas Israel pada 7 Oktober 2023, orang Israel dan Yahudi di UEA lebih jarang tampil di depan umum.
Meskipun tidak ada sinagoge resmi di Dubai, sinagoge satu-satunya yang disetujui pemerintah UEA di Abu Dhabi tetap buka.(*)