Jakarta, 28 November 2024 - Politikus Gerindra, Maruarar Sirait atau Ara, mengumumkan sayembara dengan hadiah sebesar Rp 8 miliar bagi siapa saja yang berhasil menemukan buronan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Harun Masiku.
"Iya dong, kita kan partisipasi publik. Kita berharap negara ini tidak ada kebal hukum. Masa ada orang yang sudah bertahun-tahun tersangka, kok bisa bebas berkeliaran?" ujar Ara di kawasan Tanjung Barat, Jakarta.
Menurut Ara, buronnya Harun Masiku menunjukkan keterlibatan kasus besar yang melibatkan tokoh penting.
"Menurut saya, pasti ini melibatkan kasus besar, melibatkan orang besar. Sebagai warga negara, saya diberkati Tuhan dan ada rezeki. Kita ingin negara ini tidak kalah dengan koruptor," kata Ara.
Ara menyebut sayembara ini bertujuan agar masyarakat tergerak memberikan informasi mengenai keberadaan Harun Masiku. Uang yang akan diberikan berasal dari dana pribadinya.
"Orang itu kok hebat sekali, bertahun-tahun tidak ketemu dan tidak ada jejaknya. Apa salahnya saya memberikan hadiah itu? Kan ini bentuk partisipasi publik," tambahnya.
Kasus Harun Masiku
Kasus Harun Masiku mencuat pada Januari 2020 melalui operasi tangkap tangan (OTT) KPK. Dalam kasus ini, mantan Komisioner KPU Wahyu Setiawan dijerat sebagai tersangka karena menerima suap senilai Rp 600 juta dari Harun Masiku.
Suap tersebut diberikan agar Wahyu mengupayakan Harun menjadi anggota DPR RI Fraksi PDIP melalui mekanisme Pergantian Antar Waktu (PAW).
Namun, Harun Masiku berhasil melarikan diri dan hingga kini masih buron selama lebih dari empat tahun.
Wahyu Setiawan, yang telah menjalani hukuman, memperoleh pembebasan bersyarat pada 6 Oktober 2023. Tak lama setelah bebas, ia kembali diperiksa KPK terkait pengembangan kasus Harun Masiku.
KPK juga mencegah lima orang bepergian ke luar negeri terkait dugaan perintangan penyidikan.
Kelima orang tersebut adalah advokat Simeon Petrus, mahasiswa Hugo Ganda dan Melita De Grave, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, serta staf Hasto bernama Kusnadi. (*)