Penemuan 'Dunia' Hilang di Indonesia: Fosil Purba di Sumba Mengungkap Sejarah Hewan yang Telah Punah
Sebuah 'dunia' yang hilang ditemukan di wilayah Indonesia. Penemuan ini bermula ketika para ilmuwan menyatakan bahwa Sumba merupakan rumah bagi berbagai hewan yang sebagian besar telah punah ribuan tahun yang lalu.
Adapun hewan yang sudah punah tersebut meliputi gajah mini, tikus, kadal raksasa, hingga spesies komodo. Pernyataan ini terungkap dalam jurnal berjudul Proceedings of the Royal Society B. Laporan tersebut merujuk pada penemuan fosil hewan-hewan tersebut yang diperkirakan hidup di Sumba sekitar 12.000 tahun yang lalu, seperti dikutip dari Mongabay pada Sabtu (2/11/2024).
Laporan itu juga menemukan fakta bahwa hewan-hewan langka tersebut awalnya hidup di wilayah Sumba. Hal ini semakin meyakinkan ketika ditemukannya fosil komodo yang saat ini hanya dapat ditemukan di Pulau Komodo, Flores.
Penemuan ini memicu asumsi bahwa hewan yang kini termasuk langka tersebut sebenarnya berasal dari Sumba. Ekspedisi untuk meneliti hewan-hewan punah ini berlangsung dari tahun 2011 hingga 2014. Tim peneliti yang terlibat berasal dari Zoological Society of London (ZSL), yang mengoleksi fosil dari Sumba sebagai bagian dari kepulauan yang dahulu dinamai 'Wallacea'.
Area ini dikenalkan oleh biologis Alfred Russel Wallace, yang pertama kali memberikan batasan wilayah berdasarkan penyebaran spesies hewan di Indonesia pada abad ke-19. Wilayah di dalam Wallacea termasuk Sumba, Sulawesi, Lombok, Flores, Halmahera, Buru, dan Seram.
Wilayah Wallacea mendulang popularitas pada tahun 2004 ketika kelompok arkeologi menemukan fosil makhluk punah yang dikenal sebagai 'hobbit' atau Homo Floresiensis, yang ditemukan di Flores, bagian utara Sumba.
Hingga kini, riset tentang Sumba masih sangat jarang dilakukan. Survei mengenai fosil dan kehidupan liar di daerah tersebut belum banyak dilakukan. "Mungkin karena terlalu banyak pulau di Indonesia untuk dipelajari. Masih jarang biologis atau paleontologis yang fokus pada wilayah beragam di Indonesia," ungkap Samuel Turvey, anggota peneliti di ZSL.
Para ilmuwan berharap penelitian lebih lanjut di Sumba dapat dilakukan untuk mendapatkan pencerahan mengenai evolusi spesies di area tersebut. "Penemuan di area ini bisa membuka wawasan yang menakjubkan soal dunia yang hilang. Ada banyak hewan yang berevolusi di kepulauan Wallacea yang terisolasi namun kemudian punah seiring munculnya peradaban manusia modern," jelas Turvey.
Dunia Hilang Ditemukan di Spanyol: Penemuan Legenda Atlantis
Tidak hanya di Indonesia, dunia hilang juga ditemukan di Spanyol. Atlantis, yang dikenal sebagai dunia yang hilang, berhasil ditemukan melalui sebuah penelitian di Spanyol. Peneliti menemukan beberapa pulau yang tenggelam di dekat Kepulauan Canary.
"Ini mungkin asal muasal legenda Atlantis," ungkap Luis Somoza, kepala proyek yang mempelajari aktivitas gunung berapi di Kepulauan Canary. Lokasi tersebut, Gunung Los Atlantes, merupakan serangkaian pulau pada zaman Eocene, antara 56 juta hingga 34 juta tahun lalu. Namun, gunung tersebut telah berhenti meletus, menyebabkan lahar memadat dan pulau-pulau tersebut tenggelam.
Gunung Los Atlantes terletak di paling timur Kepulauan Canary, di bawah laut yang tidak aktif dengan diameter 50 kilometer dan berada 2,3 km di bawah permukaan laut. "Ini adalah pulau-pulau di masa lalu yang tenggelam, kini masih tenggelam persis seperti yang diceritakan dalam legenda Atlantis," tambahnya.
Para peneliti menemukannya saat menjelajahi dasar laut lepas pantai timur Lanzarote, menggunakan kendaraan yang dikendalikan dari jarak jauh (ROV) pada kedalaman antara 330 hingga 8.200 meter. Tim peneliti berhasil menemukan bagian pantai, tebing, dan bukit pasir di lokasi tersebut.
Pasir yang menutupi batuan vulkanik kemungkinan telah mengendap saat pulau-pulau tersebut tenggelam. Peneliti juga menemukan beberapa pantai yang tidak tenggelam terlalu dalam, dengan kedalaman berkisar 60 meter di bawah permukaan laut.
Ditemukan pula gunung berapi tidak aktif yang menjadi pulau saat permukaan air laut rendah pada zaman es terakhir. Setelah era tersebut berakhir, pulau-pulau tersebut akhirnya tenggelam. "Pulau-pulau ini dihuni oleh para satwa liar," ucap Somoza.(*)