Pengamat: Kemenangan Donald Trump Bisa Memperkuat Tindakan Israel di Timur Tengah
Pengamat hubungan internasional, Andrea Abdul Rahman Azzqy, menilai bahwa jika Donald Trump terpilih kembali sebagai Presiden Amerika Serikat, Israel akan mendapatkan dukungan yang lebih besar dalam aksinya di wilayah Palestina dan kawasan Timur Tengah secara umum.
"Jelasnya, Israel akan mendapat dukungan yang jauh lebih besar untuk kampanye mereka, tidak hanya masalah Palestina, Gaza, Tepi Barat, dan Hebron, namun juga ke Lebanon, Suriah, Irak, dan Iran," ujar Andrea saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.
Menurut Andrea, Israel, yang saat ini dipimpin oleh Benjamin Netanyahu, masih memiliki cita-cita besar, yaitu membangun Greater Israel, sebuah wilayah yang meliputi sebagian besar negara-negara di sekitar Israel. Negara-negara Islam di sekitar wilayah Israel, seperti Palestina dan negara-negara Timur Tengah lainnya, dianggap sebagai penghalang bagi tercapainya ambisi tersebut.
Peluang Israel untuk menyingkirkan penghalang-penghalang tersebut akan meningkat tajam jika Trump kembali terpilih menjadi Presiden AS. Andrea menambahkan bahwa Trump berupaya untuk mendapatkan dukungan dari politisi-politisi di Amerika Serikat, termasuk senator yang mendukung Yahudi.
Namun, Andrea juga mengingatkan bahwa Trump akan menghadapi tantangan besar terkait kebijakan Esther Policy, yang secara prinsip menganggap siapa saja yang mendukung kemerdekaan Palestina atau kelompok Hamas sebagai teroris atau pendukung teroris. Ini bisa menjadi hambatan bagi Trump, karena kebijakan tersebut berpotensi memperburuk ketegangan di wilayah tersebut.
Trump Unggul Sementara dalam Perhitungan Suara Pemilu AS 2024
Sementara itu, dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat 2024, Donald Trump dari Partai Republik unggul sementara atas pesaingnya, Kamala Harris, kandidat dari Partai Demokrat yang juga petahana Wakil Presiden AS. Berdasarkan hitungan cepat dari Associated Press (AP) pada Rabu siang, Trump memperoleh 51,2 persen suara, sementara Harris mengumpulkan 47,4 persen suara.
Trump kini memimpin dengan perolehan 248 suara elektoral, sementara Harris baru memperoleh 214 suara elektoral. Untuk memenangkan pemilu, calon presiden harus memperoleh lebih dari 270 suara elektoral. Dengan perkembangan ini, Trump semakin dekat dengan kemenangan dalam Pemilu Presiden AS 2024.
Pada 5 November 2024, Amerika Serikat menggelar Pemilihan Presiden dan Kongres Ke-60 untuk menentukan presiden ke-47 dan wakil presiden ke-50. Kamala Harris, yang berusia 60 tahun, memenangkan nominasi dari Partai Demokrat setelah Presiden Joe Biden mundur dari pencalonan. Sementara itu, Donald Trump, yang berusia 78 tahun, mencalonkan diri untuk ketiga kalinya secara berturut-turut untuk kembali menguasai Gedung Putih.(*)