Pembagian Sembako oleh Wapres Gibran: Bantuan atau Pencitraan?
Pembagian sembako oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka di Kampung Melayu, Jakarta Timur, pada Kamis, 28 November 2024, menuai sorotan tajam di media sosial.
Banyak warganet yang mempertanyakan motif di balik aksi tersebut, dengan sejumlah tudingan yang menyebutnya sebagai upaya pencitraan. Hal ini mengingatkan pada strategi serupa yang pernah dilakukan oleh mantan Presiden Jokowi di masa lalu.
Sembako yang dibagikan oleh Gibran tersebut dikemas dalam tas totebag biru yang mencantumkan logo Istana Negara dengan keterangan “Bantuan Wapres Gibran”. Hal ini langsung menjadi bahan perbincangan panas di media sosial, di mana banyak warganet yang membandingkan pembagian sembako ini dengan yang dilakukan Jokowi.
Di masa kepemimpinan Jokowi, sembako yang dibagikan juga dilengkapi dengan tulisan “Bantuan Presiden Republik Indonesia” dan tas berwarna merah-putih. Salah satu kritik yang muncul adalah dugaan bahwa sembako tersebut dibiayai menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Warganet pun mempertanyakan legitimasi penggunaan dana publik untuk kegiatan yang diduga bertujuan meningkatkan popularitas Gibran. Kritik ini semakin intensif, dengan beberapa akun mengaitkan hal ini sebagai bagian dari "tradisi keluarga Jokowi" dalam memanfaatkan anggaran negara untuk kepentingan politik.
Selain itu, beberapa pihak mencurigai bahwa aksi ini juga berpotensi menjadi strategi politik jangka panjang, dengan kemungkinan Gibran mempersiapkan diri untuk Pemilu 2029. Kontroversi seputar pembagian sembako ini semakin bergulir di media sosial.(*)
Editor: Repelita Prima - R1
