Pilkada Banten 2024 mengejutkan banyak pihak dengan kekalahan pasangan Airin Rachmi Diany dan Ade Sumardi yang diusung oleh PDIP dan Golkar. Pasangan ini harus menerima kekalahan dari Andra Soni-Dimyati Natakusumah yang meraih 57,52 persen suara, sementara Airin-Ade hanya mendapat 42,48 persen.
Pengamat politik, Selamat Ginting, menyebut hasil ini sebagai "gempa politik" yang tak terduga, mengingat sebelumnya Airin diperkirakan akan menang dengan mudah.
“Ini seperti gempa bumi politik. Airin, yang sampai dengan H-3 diperkirakan menang, ternyata kalah,” ujarnya. Kekalahan ini mencerminkan tantangan besar bagi PDIP, yang berharap dapat mengamankan kemenangan di Jakarta dan Banten sebagai basis strategis mereka.
“PDIP sangat berharap kemenangan di Jakarta dan Banten,” lanjut Ginting, yang menyebutkan bahwa konsolidasi kekuatan dalam koalisi Kim Plus juga dipengaruhi oleh berbagai kepentingan partai yang terlibat. Mesin politik PDIP di Banten dinilai tidak bekerja secara optimal untuk mendukung pasangan mereka.
Kekalahan ini menjadi pengingat bagi PDIP dan mitra koalisinya untuk mengevaluasi strategi kampanye mereka, terutama di daerah-daerah penting. Pilkada Banten 2024 menunjukkan bahwa prediksi awal dalam politik bisa sangat berbeda dengan hasil akhirnya, mengingat dinamika yang terus berkembang.
(*)