Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Pramono-Rano Karno Untuk "His Master Voice"

Pramono-Rano Janji Penuhi Kebutuhan Dasar Warga Jakarta

Pendapat Adian Radiatus tentang Kontestasi Pilkada Jakarta

Setelah hampir tiga pekan berlangsung, kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta semakin mengindikasikan arah kepemimpinan di antara para calon gubernur dan calon wakil gubernur (Cagub-Cawagub). Hal ini memudahkan warga dalam menentukan pilihan mereka.

Dalam observasi, kegencaran publikasi dan kampanye luar ruang tanpa suara terlihat jelas pada pasangan Pramono Anung-Rano Karno. Pasangan ini bersaing ketat dengan Ridwan Kamil-Suswono, meskipun pasangan nomor dua, Darma-Kun, kurang menunjukkan aktivitas serupa.

Menariknya, penunjukan Pramono Anung oleh partai pengusung, PDIP, tampak bukan sebagai hasil persiapan matang, melainkan sebagai respons situasional terhadap dinamika internal partai. Pasangan ini menggabungkan Pramono dengan Rano Karno, yang dikenal melalui sinetron "Doel Anak Betawi." Strategi ini dinilai cerdas untuk menarik perhatian pemilih melalui sentimen lokal.

Rano Karno, yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Gubernur Banten, membawa pengalaman politik yang bisa dipertimbangkan, meskipun prestasinya selama menjabat di sana terlihat terbatas. Pramono, dalam sosialisasi kampanyenya, sangat terbantu oleh tim sukses dari DPD, cabang, maupun ranting PDIP Jakarta. Hal ini memudahkan pasangan tersebut dalam berinteraksi dengan masyarakat dan mendapatkan simpati.

Namun, tantangannya adalah warga Jakarta yang umumnya memiliki tingkat intelektualitas tinggi dan berpikir kritis. Mereka tidak hanya menilai visi dan misi yang disampaikan masing-masing paslon, tetapi juga memperhatikan siapa yang menjadi pendukung utama mereka. Ada kekhawatiran bahwa kepatuhan Pramono kepada partai, khususnya kepada Ketua Umum Megawati, dapat mengurangi leluasa dalam menjalankan tugas jika terpilih.

Kekhawatiran ini berpotensi menjadi pertimbangan bagi pemilih. Banyak yang khawatir Pramono akan lebih bertindak sebagai "petugas partai" daripada pemimpin yang independen. Tanpa prinsip yang kuat dalam kebijakan, situasi ini dapat berakibat fatal bagi karir politiknya di masa mendatang.(*)

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved