Partai NasDem memutuskan untuk tidak ikut masuk kabinet pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming dan memilih untuk memberi masukan dan pemikiran di luar kabinet.
"Atas dasar pertimbangan banyak hal, kita memutuskan juga untuk tidak masuk dalam kabinet," ujar Sekjen Partai NasDem Hermawi Taslim kepada wartawan di RSPAD Gatot Subroto, Minggu (13/10).
Ia beralasan masukan dan pemikiran dari NasDem kepada pemerintahan Prabowo-Gibran jauh lebih penting dari pada hanya sekedar kehadiran di dalam kabinet.
"Pikiran-pikiran kita, kontribusi kita terhadap berbagai hal, itu akan jauh lebih berarti daripada secara fisik kita masuk," tuturnya.
Terlepas dari itu, ia mengatakan partainya tetap bergabung dan menjadi bagian tak terpisahkan dalam pemerintahan Prabowo-Gibran.
Keputusan NasDem untuk tidak masuk kabinet ini menambah daftar panjang pihak-pihak sebelumnya yang sejak jauh hari telah menyatakan menolak jadi menteri di pemerintahan Prabowo.
Hashim
Adik kandung Prabowo sekaligus Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo menegaskan tak akan menjadi menteri di pemerintahan kakaknya tersebut.
Hashim mengaku sempat ditawari posisi menteri oleh Prabowo. Namun, tawaran itu dia tolak.
"Saya ditawarkan tapi saya menolak, saya kira lebih baik saya di luar," kata Hashim di Hutan Kota by Plataran, Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Sabtu (31/8).
Luhut
Tak hanya Hashim, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan juga menolak permintaan Prabowo untuk kembali menduduki jabatan menteri.
Meski begitu, Luhut mengaku siap membantu Prabowo jika diminta sebagai penasihat.
"Saya sudah sampaikan, beliau sudah minta. Saya sampaikan kalau untuk jadi menteri, saya tidak, tapi saya siap membantu sesuai permintaan beliau sebagai penasihat kalau itu masih diminta," kata Luhut.
Luhut memilih untuk pensiun saja usai jabatannya sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi berakhir.
Khofifah
Terakhir, Khofifah Indar Parawansa mengaku ditawari kursi menteri dalam pemerintahan Prabowo, tetapi dia menolaknya.
Khofifah memilih kembali maju sebagai calon gubernur Jawa Timur pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024.
Ia berpasangan dengan Emil Dardak dalam perebutan kursi nomor 1 di Jawa Timur.
Khofifah-Emil berhadapan dengan Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans) dan Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakim.
Prabowo sebelumnya menyatakan sudah lama memantau calon menterinya yang akan masuk pada kabinet 2024-2029 mendatang.
Menurut Prabowo, nama-nama tersebut sudah disetor oleh pimpinan partai di Koalisi Indonesia Maju (KIM). Dia mengklaim banyak di antara nama-nama itu memiliki kapabilitas.
Prabowo mengungkap di antara nama-nama tersebut selama ini juga sudah bekerja sama dengan dirinya di Kabinet Indonesia Maju.
Dia juga mengakui telah melakukan diskusi dengan mereka meski prosesnya dilakukan secara tertutup.
"Jadi sebetulnya proses pemantauan itu sudah berjalan lama, kita sudah sering diskusi jadi ada tahap-tahap yang kita tidak di depan media, tapi sudah dilaksanakan," katanya.