Upaya Presiden Joko Widodo (Jokowi) memoles citra dirinya tetap baik jelang akhir masa jabatannya dinilai tetap sia-sia.
Pengamat politik Rocky Gerung melihat kalau publik sudah terlanjur punya pandangan buruk terhadap Jokowi.
Beberapa penyebabnya juga akibat perilaku anak-anaknya sendiri, Gibran Rakabuming dengan skandal kepemilikan akun Fufufafa juga Kaesang Pangarep, imbas dari dugaan gratifikasi pesawat jet pribadi.
"Bagaimana caranya meyakinkan netizen yang terus-menerus mem-fufufa-kan Jokowi? Citra Jokowi akhirnya juga terikat atau terbelenggu oleh citra Gibran, citra Kaesang. Jadi buat apa Pak Jokowi berupaya untuk mengapungkan dirinya supaya masih terlihat di permukaan," kata Rocky, dikutip dari tayangan video pada kanal YouTube pribadinya, Senin (14/10/2024).
Menurut Rocky, Jokowi sudah terlanjur dikenal sebagai presiden yang gemar lakukan pencitraan.
Dia melihat, sikap Jokowi sangat berbeda dengan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang mampu bersikap tenang jelang berakhir masa jabatan.
Bahkan, setelah tidak lagi menjadi presiden, SBY pun sangat jarang tampil di hadapan publik.
Rocky mengatakan, sikap tersebut karena SBY punya keahlian lain yang dijadikan kesibukan baru pasca tak lagi jadi pejabat negara.
"Pak SBY memang punya keahlian melukis, bermain musik, keahlian membaca buku, keahlian berdiskusi. Jadi SBY nggak pernah frustrasi, dia tetap menikmati kehidupan setelah jadi mantan presiden," tuturnya.
Rocky juga menyamakan sikap SBY dengan mantan-mantan Presiden Amerika Serikat yang punya kesibukan baru setelah lengser.
Seperti Barack Obama hingga Bill Clinton yang pilih keliling dunia untuk memberikan kuliah umum maupun menggelar diskusi.
Sementara Jokowi, menurut Rocky, akan kehilangan seluruh aktivitasnya pasca lengser sebagai presiden.
"Dia mau balik sebagai apa, masa balik sebagai tukang mebel? Boleh juga sebetulnya, tetapi kita mau lihat bagaimana seorang presiden di ujung kepemimpinannya itu masih berupaya mencitrakan dirinya. Artinya memang selama 10 tahun ini kemampuan Jokowi hanya mencitrakan diri," kritik Rocky.
Pencitraan diri yang dibangun Jokowi selama dua periode sebagai presiden membuatnya tak banyak dikenang sebagai kepala negara dengan kemampuan.
Rocky juga menyampaikan, setelah lengser, bisa jadi publik tak akan ingat apa pun tentang kinerja Jokowi selama memimpin Indonesia.