Israel mengumumkan pada Rabu bahwa delapan tentaranya tewas dalam pertempuran di Lebanon selatan ketika mencoba menerobos masuk ke negara tersebut. Seluruh yang tewas adalah anggota pasukan elite Israel.
Kerugian tersebut adalah yang paling mematikan yang diderita militer Israel di garis depan Lebanon dalam satu tahun terakhir. Times of Israel melansir, dua tentara dan satu perwira dari komando elite Egos tewas dalam baku tembak dengan pejuang Hizbullah di desa Lebanon selatan. Perwira lainnya dan empat tentara terluka parah dalam insiden yang sama.
Sedangkan dua tentara elite unit pengintaian Golani tewas dalam insiden terpisah, di mana seorang tentara lainnya terluka parah. Dalam insiden ketiga, seorang petugas medis tempur dari Batalyon 51 Brigade Golani terluka parah. Secara keseluruhan, delapan tentara tewas hari ini dalam operasi darat di Lebanon.
Hizbullah mengatakan para pejuangnya melawan pasukan Israel di Lebanon pada hari Rabu, melaporkan bentrokan darat untuk pertama kalinya sejak Israel memulai serangan daratnya.
Militer Israel mengatakan unit infanteri dan lapis baja reguler bergabung dalam operasi daratnya di Lebanon, sehari setelah Israel diserang oleh Iran dalam serangan rudal yang menimbulkan kekhawatiran bahwa Timur Tengah dapat terjebak dalam konflik yang lebih luas.
Hizbullah juga melansir bahwa mengatakan pihaknya menghancurkan tiga tank Israel pada Rabu ketika tank-tank itu bergerak menuju desa perbatasan Lebanon.
Kelompok tersebut menyatakan mereka “menghancurkan tiga tank Merkava dengan roket ketika mereka maju menuju desa Maroun al-Ras,” mengacu pada daerah di mana mereka melaporkan bentrokan dengan pasukan Israel pada hari sebelumnya.
Pejuang Hizbullah sebelumnya melansir melakukan sergapan menghadapi pasukan infanteri Israel yang mencoba menyusup ke wilayah Lebanon melalui desa Odaisseh dari daerah Khallet al-Mahafer pada Rabu subuh. Puluhan ambulans Israel dilaporkan mengantre di perbatasan untuk mengangkut korban sergapan tersebut.
Konfrontasi sengit dilaporkan terjadi, memaksa pasukan pendudukan Israel mundur setelah menderita korban jiwa, menurut pernyataan kelompok tersebut. Koresponden Almayadeen di Lebanon Selatan melaporkan bahwa Hizbullah melakukan penyergapan terencana terhadap sekelompok tentara Israel yang bersiap menyusup dari Odaisseh dan Kfar Kila.
Puluhan tentara elite Israel terluka, dan teriakan kesakitan mereka terdengar di seluruh wilayah. Pejuang Hizbullah melepaskan tembakan ke arah pasukan Israel dari jarak dekat, yang menyebabkan konfrontasi sengit, menurut koresponden Almayadeen.
Militer Israel sempat melaporkan terbunuhnya seorang tentara dalam penyergapan di Odaisseh sementara Hizbullah mengeklaim jumlah korban jauh lebih tinggi. Koresponden Almayadeen mengkonfirmasi, dan mencatat bahwa peristiwa terbaru ini menandai pertempuran nyata pertama dengan unit komando Israel yang berusaha menerobos perbatasan Lebanon.
Sementara itu, media Israel mengakui bahwa pasukan Israel terlibat dalam penyergapan yang dilakukan oleh Hizbullah, menunjukkan bahwa kelompok Lebanon berusaha menargetkan konsentrasi militer Israel.
Media melaporkan bahwa Hizbullah melepaskan senjata berat terhadap pasukan Israel, merujuk pada baku tembak sengit antara unit Radwan Hizbullah dan pasukan Israel di sepanjang perbatasan.
Mereka menyoroti “peristiwa yang sangat tidak biasa dan sangat sulit di utara,” yang melibatkan evakuasi korban dari daerah perbatasan menggunakan setidaknya empat helikopter.
Helikopter dan tank dikerahkan untuk melakukan serangan di daerah tersebut, untuk memberikan perlindungan bagi pasukan Israel setelah kejadian tersebut, media Israel menyebutkan.
Aljazirah melaporkan, selepas serangan sekitar 20 ambulans menunggu di utara Israel untuk menerima tentara yang dievakuasi dari wilayah perbatasan Lebanon dengan helikopter. Militer Israel juga mengonfirmasi terjadi bentrokan hebat di perbatasan antara tentara Israel dan pasukan Hizbullah. Ini adalah insiden tatap muka pertama sejak diluncurkannya operasi darat.