Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung mengkritik rencana dan program Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil menyediakan kopi gratis untuk Gen Z. Kritik itu disampaikan dalam debat perdana Pilkada DKI Jakarta di JIExpo, Jakarta, Minggu (6/10).
Bermula saat Ridwan Kamil menanyakan kepada Pramono Anung tentang Gen Z yang terkena PHK. Ridwan Kamil menanyakan gagasan yang akan dijalankan pasangan Pramono-Rano Karno ‘Si Doel’.
Pramono memiliki program konseling 24 jam untuk memulihkan mental Gen Z yang terkena PHK. Dengan konseling, minimal untuk Jangka pendek ada tempat bagi Gen Z untuk curhat dan mencari solusi.
Menurut Pram, Gen Z memiliki potensi besar dalam menggerakkan ekonomi. Khususnya ekonomi kreatif. Di mana Gen Z bisa bekerja dari mana saja tanpa mengurangi produktivitas.
“Saya punya pengalaman, kami melakukan bisa bekerja dari manapun. Kemensesneg sudah terapkan itu. Produktivitas tinggi memuaskan,” jelas Pramono.
Menanggapi itu, Ridwan Kamil memamerkan program yang digagasnya untuk Gen Z Jakarta yang terkena PHK. Pasangan RIDO menyiapkan anggaran atau dana kekuatan sosial selama 3 bulan sebelum Gen Z bisa kembali mendapat pekerjaan.
“Untuk angkanya nanti kita hitung sesuai APBD. Yang penting dari situ negara hadir,” ucap Ridwan Kamil.
Menanggapi soal pola Kerja Gen Z yang bisa bekerja dari mana saja, Ridwan Kamil menawarkan program gratis coworking space. Dengan begitu, Gen Z tidak perlu mengeluarkan biaya saat bekerja di coworking space.
“Coworking sewa gratis termasuk ngopinya. Karena Gen Z ini kuat minum kopinya. Kita akan fokus kekuatan ekonomi digital,” kata Ridwan Kamil.
Pramono ‘menyerang’ gagasan Ridwan Kamil menyiapkan kopi gratis untuk Gen Z. Menurutnya, yang terpenting bukan kopi gratis melainkan pelatihan bagi Gen Z untuk bisa berkreasi.
“Kami yakini mereka tidak perlu diberi gratis kopi. Yang Penting talenta disupport dan negara hadir,” tegasnya seperti dikutip dari merdeka
VISI MISI Pramono-Rano
Visi misi Pramono dan Rano terdiri dari 23 halaman. Cukup berwarna dan ada sejumlah gambar ikon khas Jakarta seperti ondel-ondel dan ornamen Betawi lainnya.
Mereka mengedepankan pembangunan berkelanjutan dan membangun Jakarta lebih modern. Ada empat aspek yang dikedepankan: Manusia, Ekonomi, Pemerintah dan Lingkungan Hidup.
Berikut visi misi Pramono Rano:
Visi: Daerah Khusus Jakarta berlandaskan pada cita-cita untuk menjadikan Jakarta sebagai pusat perekonomian nasional serta kota global yang berdaya saing dan berkelanjutan.
Dalam mencapai visi ini, Jakarta berupaya mendukung pencapaian tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdaulat, maju, dan berkelanjutan, sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
Dengan mengacu pada Undang-Undang No. 2 tahun 2024, Jakarta berkomitmen untuk bertransformasi menjadi kota yang tidak hanya maju dalam aspek ekonomi, tetapi juga menjunjung tinggi keadilan sosial. Hal ini tercermin dalam RPJPD DKI Jakarta, yang menekankan pentingnya keberlanjutan dalam setiap aspek pembangunan, baik ekonomi maupun sosial.
Visi ini mengedepankan empat dimensi utama sebagai misi:
Dimensi Manusia:
Mengutamakan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas, berdaya saing, dan mampu beradaptasi dengan perubahan global.
Distribusi Ekonomi:
Memastikan pemerataan pembangunan ekonomi di seluruh wilayah Jakarta, sehingga menciptakan kesejahteraan yang merata bagi seluruh masyarakat.
Dimensi Pemerintahan:
Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang transparan, akuntabel, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Dimensi Pembangunan Lingkungan Hidup:
Mengintegrasikan pembangunan dengan pelestarian lingkungan, menjadikan Jakarta sebagai kota yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Dengan arah dan komitmen ini, Jakarta bertekad untuk bersama-sama menuju Indonesia Emas 2045, mewujudkan cita-cita masyarakat yang sejahtera, berkeadilan, dan berdaya saing di panggung global