Kritikus Faizal Assegaf angkat suara terkait kedatangan Paus Fransiskus di Indonesia. Ia menyebtil Mulyono, nama Presiden Jokowi saat kecil.
“Vatikan kembali menggelar kunjungan fenomenal dan bersejarah. Tokoh sentral Katholik, Paus Fransiskus hadir menyapa Indonesia. Ihwal manifestasi teologis,” ungkapnya dikutip fajar.co.id dari unggahannya di X, Jumat (6/9/2024).
Ia bilang, saat ini banyak perspektif yang ramai diperbincangkan. Tentang misi ritual suci, visi politik, kemanusiaan serta perjuangan kemajemukan umat beragama di peta kekinian dinamika peradaban dunia.
“Indonesia menjadi menarik dalam sorotan Paus. Realitas kebhinekaan yang merepresentasikan nilai-nilai budaya, agama dan kekayaan alam. Toleransi dan saling pengertian berlangsung elok, unik dan sekaligus inspiratif,” jelasnya.
Ia mengatkan, kehidupan umat Katholik yang hampir sembilan juta jiwa, di tengah 87 persen pemeluk Islam, mengukir pola relasi yang sangat menakjubkan. Selain keunggulan hormoni sosial, juga pada ruang kenegaraan saling memperkuat.
“Memotret hubungan Islam dan Katholik di Lebanon, Iran, Suriah bahkan di Irak, jelas berbeda dengan Indonesia. Di empat negara itu, Islam dan Katholik terbangun dengan sejarah sangat panjang dalam rupa macam keunggulan,” ujarnya.
Terlebih, kata dia, beberapa dekade, pasca Revolusi Republik Islam Iran, memberi pengaruh yang sangat signifikan. Karena ketidakadilan telah menyadarkan umat Islam dan Katholik tampil bersatu melawan zionisme Israel.
“Tak heran, isu kekerasan dan genosida di Palestina, makin menjadi titik temu Islam dan Katholik berhadapan langsung dengan zionis Israel. Solidaritas kedua agama hadir dalam kekuatan nilai-nilai kemanusiaan dan spiritualitas,” terangnya.
Sebaliknya, Faizal menilai di Indonesia Katholik dan Islam masih terjebak dalam pertentangan doktrin toleransi. Tanpa sadar, telah memberi ruang saling prasangka bahkan provokasi oleh agenda Zionis berkedok agama.
“Misal soal pelarangan tayangan azan sholat, jelas memberi gambaran kuat tentang praktek kekuasaan Mulyono dalam kendali misi zionisme. Tanpa henti memicu ketegangan umat beragama secara terbuka,” ujarnya.
Namun menurutnya, umat solid dan tersadarkan: Kunjungan Paus hadir esensinya memperkuat jalan kebersamaan. Palarangan azan bukan kebijakan Vatikan. Tapi sikap kurang ajar itu adalah daya hasut aktor berbau zionis di lingkar dinasti Jokowi.
“Banyak sentilan Paus penuh makna, bikin Mulyono dan agen zionis panik…!” seperti dikutip dari fajar
Di Istana Negara, Paus Fransiskus Bicara soal Penguasa yang Memaksakan Visi
Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik sedunia dan Kepala Negara Vatikan Sri Paus Fransiskus banyak memberikan pesan-pesan penting dalam kunjungannya di Indonesia.
Paus Fransiskus bicara soal kekuasaan dan ketegangan serta konflik yang terjadi di dunia saat ini. Menurut Bapa Suci, kekerasan juga timbul karena penguasa ingin menyeragamkan segala kekuatan sesuai kepentingan kelompok tanpa mempedulikan masyarakat lain.
"Kadang-kadang, ketegangan-ketegangan dengan unsur kekerasan timbul di dalam negara-negara karena mereka yang berkuasa ingin menyeragamkan segala sesuatu dengan memaksakan visi mereka bahkan dalam hal-hal yang seharusnya diserahkan kepada otonomi individu-individu atau kelompok-kelompok yang berkaitan," ujar Paus Fransiskus.
Hal itu disampaikan Paus Fransiskus saat pertemuan dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Rabu (4/9).
Sri Paus Fransiskus juga menyoroti kurangnya komitmen sejati untuk menerapkan keadilan sosial sehingga muncul kekerasan di dunia.***