Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Soal Kudeta di Kadin Pernah Diprediksi Qodari: Pak Ical Itu Dekat Sekali Dengan Pak Prabowo!

Prabowo-Gibran Unggul di Quick Count, M. Qodari: Inilah Realitas Politik  Indonesia Ingin Pilpres Sekali Putaran - FAJAR KALTARA

Dunia bisnis Indonesia tengah dihebohkan dengan kabar kudeta di tubuh Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia.

Melalui Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) yang digelar pada Sabtu, 14 September 2024, Arsjad Rasjid, Ketua Umum KADIN Indonesia, dikabarkan digantikan oleh Anindya Bakrie.

Perubahan kepemimpinan ini ramai dibahas di media sosial, salah satunya melalui akun X bernama @MurtadhaOne1, yang mengaitkan kudeta tersebut dengan skenario politik yang lebih besar.

"Di bulan Juli, sambil ketawa-ketawa jongosnya si mul ini sudah bilang kalau ada skenario kudeta di Kadin," ujar akun tersebut dikutip pada Selasa (17/9/2024).

Ia menyinggung potensi adanya permainan politik di balik perubahan kepemimpinan di KADIN.

"Gaes, negara kalian aturannya dirusak dan dilabrak demi bancakan si mul, keluarganya dan jongos-jongosnya gaes. Rakyat dapat apa? Pajak?," cetusnya.

Sementara itu, analis politik Muhammad Qodari turut memberikan pandangannya terkait peristiwa ini.

Menurutnya, posisi Anindya Bakrie sebagai Ketua Umum KADIN mungkin terkait dengan dinamika politik yang lebih luas, terutama dengan keterkaitan antara Aburizal Bakrie, ayah Anindya, dan Presiden terpilih, Prabowo Subianto.

"Posisi di Kadin, sudah keluar wacana bahwa kemudian yang mengusulkan Anin sebagai Ketum Kadin," kata Qodari dilansir dari channel youtube total politik yang tayang pada 19 Juli 2024.

Kedekatan ini, menurut Qodari, mungkin menjadi salah satu faktor penentu yang mendorong pergantian kepemimpinan KADIN.

"Jadi gini, pak Ical itu dekat sekali dengan pak Prabowo. Salah satu strong ally-nya pak Prabowo dari lama itu pak Aburizal Bakrie," sambung dia.

Ia menekankan bahwa hubungan kuat antara keluarga Bakrie dan Prabowo sudah terjalin lama, dan hal ini mungkin membawa dampak hingga ke urusan organisasi seperti KADIN.

"Sekarang pak Prabowo jadi Presiden gimana? Dan kita tahu bahwa Anin kemarin kan berhadapan dengan Arsjad," Qodari menuturkan.

Dengan Prabowo kini terpilih sebagai Presiden, Qodari melihat sinkronisasi politik bukan hanya terjadi di pemerintahan, tetapi juga di organisasi-organisasi besar seperti KADIN.

"Begitu dilihat dinamika politiknya, yang sekarang terpilih adalah Prabowo, ya bukan mustahil bahwa untuk sinkronisasi pemerintahan bukan hanya di pemerintahan tapi sampai ke organisasi kemasyarakatan," kuncinya seperti dikutip dari fajar

Perseteruan Kubu Arsjad Rasjid vs Anindya Bakrie, Majalah Tempo Pernah Tulis Perebutan Ketua Umum Kadin Pada 2010

 Perseteruan pentolan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia antara Ketua Umum Arsjad Rasjid dengan Anindya Bakrie membuat asosiasi ini terbelah menjadi dua kubu. 

Arsjad Rasjid merupakan Ketua Umum Kadin periode 2021-2026 hasil Musyawarah Nasional VIII di Kendari, Sulawesi Tenggara, pada 2021 silam. 

Sedangkan Anindya Bakrie terpilih untuk mengganti Direktur Utama Indika Energy itu melalui Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) di Jakarta pada 14 September 2024. 

Kubu Arsjad Rasjid menuding Munaslub yang mendongkel dirinya sebagai Ketua Umum itu digelar secara ilegal. 

Sebaliknya, Anindya Bakrie mengklaim Munaslub itu berjalan sesuai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Kadin Indonesia. 

Dari perebutan nahkoda Kadin ini menyebabkan kubu Arsjad Rasjid tak bisa menempati kantor mereka di Menara Kadin, Kuningan, Jakarta Selatan. 

Orang-orang yang diduga utusan Munaslub memblokir akses kubu Arsjad Rasjid pada Ahad, 15 September 2024.

Meski demikian, Arsjad Rasjid mengaku optimistis Selasa hari ini timnya telah menemukan tempat lain untuk berkantor. 

“Kami pengusaha musti agile. Hari Selasa sudah mulai hari kerja, Insyaallah sudah ada tempat lain,” kata Arsjad Rasjid saat ditemui di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta, Ahad, 15 September 2024.

Ketika ditanya apakah dia tak bisa memasuki di Menara Kadin, Arsjad Rasjid membenarkan dan mengaku menyayangkan blokade yang terjadi pada hari ini. 

Kubunya sedianya akan menggelar jumpa pers merespons Munaslub. Tapi acara itu terpaksa bergeser ke Hotel JS Luwansa. 

"Tapi tadi kami agile. Kami yang penting adalah bagaimana memastikan program jalan. Kami akan lihat terus,” katanya.

Suksesi Kadin 2015 dan 2010

Perpecahan di internal Kadin ini bukanlah peristiwa anyar. Pada periode 2015-2020, Kadin juga memiliki dua pentolan, yaitu Rosan Perkasa Roeslani dan Eddy Ganefo. 

Kadin kubu Rosan Roeslani memiliki logo perahu dengan layar kecil lima yang  berkantor di kawasan Kuningan, Jakarta Jakarta Selatan. 

Sedangkan Kadin kubu Eddy berlogo perahu dengan 3 layar berkantor di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.

Namun, lima tahun sebelumnya, Majalah Tempo juga pernah menulis tentang perebutan posisi Ketua Umum Kadin. 

Dalam laporan berjudul "Berebut Kursi kadin-1" pada 10 Mei 2010, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia atau HIPMI merapatkan barisan untuk membahas sukses rencana sukses Kadin dalam Musyawarah Nasional. 

Pada persamuhan di Bimasena Club, Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, itu dihadiri oleh pentolan Kadin dan para bekas ketua umum. Mereka tampil necis dengan setelan jas warna gelap dan senyum lebar.

Hadir di sana, antara lain bos Sahid Group Hariyadi Sukamdani; pemilik kelompok usaha Ariobimo, Sharif Cicip Sutardjo; mantan Kepala Badan Koordinasi dan Penanaman Modal Muhammad Lutfi; bos Saratoga Investama Sedaya, Sandiaga Uno; dan CEO Bosowa Group, Erwin Aksa. 

Para bos ini punya hajatan penting: membahas rencana suksesi Kadin dalam Musyawarah Nasional pada Agustus 2010. Mereka tak ingin suara organisasi terbelah dalam proses pemilihan nahkoda Kadin. 

“Hipmi ingin punya satu suara,” kata Cicip ketika itu.  

Saat itu, Ketua Umum Kadin dijabat oleh M.S. Hidayat yang juga menjabat sebagai Menteri Perindustrian di kabinet Susilo Bambang Yudhoyono. 

Sukses Kadin tersebut berharap ada revisi AD/ART untuk menyelesaikan kasus rangkap yang dialami Hidayat.

Terjadi kericuhan dalam persiapan menuju Munas. Ada kubu yang berkeras bahwa persiapan itu membutuhkan waktu sekitar setahun. 

Alasannya, AD/ART baru mesti disahkan melalui Keputusan presiden, seperti yang selama ini terjadi. 

Sedangkan kubu lain berpendapat Munas harus segera dilaksanakan. Diduga, kubu kedua khawatir tidak kecipratan "rezeki" Pemilu Kadin. 

Pada Munas Kadin 2010. Ada tujuh nama yang masuk bursa calon ketua umum, antara lain Suryo Bambang Sulisto, Rachmat Gobel, Sharif Cicip Sutardjo, Chris Kanter, Sandiaga Uno, Hariyadi Sukamdani, dan Wisnu Wardhana. 

Lima nama terakhir adalah kader Hipmi. Suryo mendapat dukungan Ketua Kadin 1988-1993 sekaligus Ketua Umum Golkar, Aburizal Bakrie. Suryo Bambang Sulisto pun memenangi pemilihan ketua umum.***

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved