Partai Persatuan Pembangunan (PPP) meminta pemerintah memberikan penghargaan tinggi kepada pihak-pihak yang turut membebaskan pilot Susi Air Kapten Philip Mark Mehrtens.
“Sudah selayaknya para pihak yang terlibat dalam upaya pembebasan ini mendapatkan penghargaan dari pemerintah,” kata Ketua DPP PPP Achmad Baidowi kepada wartawan, Minggu (22/9).
Pria yang akrab disapa Awiek ini mengatakan pembebasan pilot Susi Air ini telah memberikan citra baik Indonesia di hadapan dunia dalam melakukan pembebasan sandera oleh pemberontak di Papua.
“Berhasilnya pembebasan dengan langkah persuasif ini akan mengangkat citra Indonesia di dunia internasional,” ujarnya.
Ia menambahkan Pemerintah harus mengambil pelajaran dari kasus penyanderaan pilot Susi Air ini, agar dapat memberikan jaminan keselamatan terhadap warga negara Indonesia.
“Kasus penyanderaan ini harus menjadi alasan bagi pemerintah untuk menjamin keselamatan warga sipil di tanah papua dari KKB, dan negara tidak boleh kalah,” tutupnya seperti dikutip dari rmol
Kronologi Pembebasan Philip Mark Mehrtens
Kepala Operasional Satuan Tugas Damai Cartenz, Brigadir Jenderal Faizal Ramadhan, mengatakan pembebasan Philip dilakukan dengan pendekatan soft approach, yaitu dengan cara melibatkan tokoh agama, gereja dan adat Papua, serta keluarga Egianus Kogoya.
"Upaya berhasil dan tidak ada korban dari pihak mana pun," kata Faizal saat dikonfirmasi Tempo, Sabtu, 21 September 2024.
Berdasarkan keterangan kepolisian, pilot berpaspor Selandia Baru itu dijemput menggunakan helikopter di Kampung Yuguru, Distrik Maibarok, Kabupaten Nduga pada Sabtu pagi hari tadi.
Seorang pengurus Gereja di Nduga membenarkan hal tersebut. Ia mengatakan Philip dijemput menggunakan helikopter oleh Satgas Damai Cartenz tanpa adanya baku tembak dengan milisi TPNPB yang menguasai lokasi tersebut. Alasannya, Panglima TPNPB dari Komando Daerah Pertahanan III Ndugama-Derakma, Egianus Kogoya melarang terjadinya kontak senjata.
Pengurus gereja bernama Bunyamin-bukan nama sebenarnya, ini bercerita bahwa Philip diserahkan langsung oleh Egianus kepada mantan Bupati Nduga, Edison Gwijangge di Kampung Yuguru pada pukul 08.00 waktu Indonesia Timur. Dalam penyerahan ini Egianus meminta Gwijangge berpesan kepada TNI-Polri untuk segera menarik pasukan dari tanah Papua.
"Bupati langsung hubungi Satgas Cartenz dan hentikan serangan udara di Nduga," ujar Bunyamin.
Ia mengatakan, setelah markas pusat TPNPB mengajukan proposal pembebasan Philip, eskalasi serangan di Nduga kian meningkat dilakukan TNI-Polri. Hal ini lah, kata dia, yang membuat Egianus segera menyerahka pilot berpaspor Selandia Baru tersebut demi mencegah serangan besar di wilayah Nduga, khususnya di Distrik Mam, tanah kelahiran Egianus.