Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Lengser Keprabon, Rocky Gerung: Alam Semesta Beri Tanda 'Nggak Beres' ke Jokowi!

 Pengamat Politik, Rocky Gerung turut buka suara soal Presiden Joko Widodo yang menyampaikan permohonan maafnya kepada rakyat Indonesia dalam pidato kenegaraan.

Rocky Gerung mengatakan bahwa kegaduhan yang terjadi selama presiden Jokowi menjabat tidaklah sepadan jika hanya ditutup dengan permohonan maaf di setiap forum.

“Kalau saya usulkan, coba Pak Jokowi bikin semacam seri perenungan, seri pidato pendek-pendek 7-10 menit setiap minggu menjelang 20 Oktober, kayaknya itu lebih mulia sebetulnya,” ujar Rocky dikutip dari Kanal Youtube Rocky Gerung Official, pada Selasa (10/9/24).

Menurutnya, seorang Jokowi kini harus memikirkan cara lain seperti apa seharusnya pihaknya berpamitan dengan rakyat yang merasa dirugikan olehnya.

“Seolah-olah Pak Jokowi mau pamit, tapi dia nggak tau dengan cara apa dia mau pamit,” katanya.

“Ngomong di setiap forum ‘maafkan saya, saya mulai berbenah’, tetapi tidak ada ide yang dia tinggalkan,” tambahnya.

Rocky Gerung mengungkapkan bahwa kalimat maaf yang diucapkan oleh Jokowi tidak realistis dengan kenyataan yang terjadi, semuanya dianggap bertentangan.

“Misalnya maafkan saya tapi saya masih pakek APBN di hari-hari terakhir untuk bikin IKN, maafkan saya tapi saya masih ingin supaya anak-anak saya itu ada di di semua kekuatan politik, kan itu bertentangan,” ungkapnya.

“Dalam tradisi Jawa misalnya lengser keprabon, kemungkinan-kemungkinan bahwa alam semesta bergejolak memberi tanda kepada beliau bahwa ada tanda nggak beres sebetulnya, kan semua itu mesti jadi perenungan dari presiden Jokowi sebagai orang yang hidup di dalam kebudayaan politik Jawa,” tambahnya. tegasnya.

Rocky Gerung merasa bahwa sejauh ini tidak ada penyesalan maupun perenungan dari Jokowi. Pihaknya tetap memperlihatkan kekuatan politiknya meski kini kapalnya hampir karam.

“Seandainya beliau betul-betul ingin atau menghendaki negeri ini diselamatkan secara demokratis, dan dialihkan energinya pada Pak Prabowo bukan sebagai penerusnya, tapi sebagai orang yang diminta untuk membereskan hal-hal yang ditinggalkan oleh Jokowi,” tegasnya seperti dikutip dari suara

Rocky Gerung Beri Usulan Ini untuk Jokowi Saat 'Kapal' Sudah Mulai Karam: Jelang Pergantian Presiden, Coba Pak Bikin...

Presiden Joko Widodo akan segera mengakhiri masa jabatannya sebagai pemimpin negara Republik Indonesia.

Belakangan muncul banyak masalah yang mengaitkan orang nomor satu di Indonesia itu.

Salah satu yang menjadi sorotan seperti politik dinasti, polemik jet pribadi anak dan menantu, dan lainnya.

Salah satu tokoh yang mengamati gerak-gerik Jokowi adalah Rocky Gerung, akademikus dan juga kritikus politik.

Ramai beberapa hari lalu Jokowi tiba-tiba umbar permintaan maaf di sejumlah forum resmi hingga menuai tanda tanya.

Rocky Gerung nampaknya juga ikut monitor apa yang dilakukan Jokowi jelang akhir jabatan.

Ada sejumlah asumsi publik soal permintaan maaf Jokowi dalam sejumlah forum, salah satunya dugaan 'kapal' yang sudah mulai karam.

Kapal yang dimaksud adalah manuver Jokowi tentang dugaan dinasti politik yang dibentuknya selama menjabat jadi presiden.

Di waktu jelang akhir jabatannya, Jokowi nampak ingin berpamitan dengan masyarakat Indonesia, menunggu detik-detik lengser jabatannya.

"Seolah-olah Pak Jokowi mau pamit tapi dia gak tahu dengan cara apa dia mau pamit," ujar Rocky Gerung, seperti dikutip SketsaNusantara.id dari YouTube Rocky Gerung Official pada 8 September 2024.

Berdasarkan pengamatan Rocky Gerung, Jokowi ingin mengucapkan kalimat untuk berpamitan setelah menjabat selama 10 tahun.

Namun, nampaknya sang presiden nampak bingung dengan cara seperti apa untuk berpamitan yang tepat.

Mengingat keluarga Jokowi saat ini tengah disorot oleh publik hingga kabar politik dinasti yang menyeruak.

"Kalau saya usulkan, coba Pak Jokowi dibikin semacam seri perenungan," kata Rocky.

RG memberikan usulan untuk Jokowi di luar permintaan maaf jelang pergantian pemimpin pada 20 Oktiber mendatang.

"Seri pidato atau seri semacam 'Presidential Lecture', semacam ceramah pendek-pendek 7-10 menit," katanya.

Mungkin hal tersebut bisa memberikan keseimbangan untuk kondisi pemberitaan Jokowi dan bagaimana demokrasi selama kepemimpinannya.

"Setiap minggu menjelang 20 Oktober itu kan lebih mulia sebetulnya walaupun orang akan persoalkan terus hal buruk soal demokrasi Pak Jokowi," ujarnya.

Menurut Rocky Gerung hal ini merupakan sebuah perenungan untuk Presiden Joko Widodo sebagai orang yang hidup dalam kebudayaan politik.

Terlebih situasi politik di akhir era kekuasaan Jokowi sebagai presiden mulai dinilai kacau.***

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved