Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan dampak gempa magnitudo 5,0 yang mengguncang wilayah Bandung Raya pada hari ini, Rabu (18/9/2024).
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menjelaskan, terdapat sejumlah bangunan mengalami kerusakan.
Bahkan ada beberapa rumah warga dilaporkan roboh akibat guncangan gempa.
"Laporan visual sementara, beberapa rumah warga itu mengalami roboh di bagian dinding rumah, langit-langit, pagar dan kerusakan di bagian lain dengan kondisi rusak ringan hingga berat."
"Di samping itu, beberapa bangunan fasilitas umum, fasilitas kesehatan, tempat ibadah dan kantor polisi turut mengalami kerusakan di wilayah Kabupaten Bandung," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunnews.com.
Abdul melanjutkan, tim reaksi cepat sudah diterjunkan ke titik-titik kerusakan berupaya memberikan pertolongan kepada warga terdampak.
Hingga saat ini, belum ada laporan terkait korban luka-luka maupun meninggal dunia.
"Memang belum ada laporan signifikan mengenai jatuhnya korban jiwa. Perkembangan data dan informasi akan dilaporkan secara berkala pada waktu berikutnya," lanjutnya.
Abdul turut minta warga tidak panik dan tetap meningkatkan kewaspadaan, terlebih potensi gempa bumi susulan serta tidak terpancing dengan isu-isu yang belum dapat diverifikasi kebenarannya.
"Perbarui informasi kebencanaan hanya melalui sumber dari instansi maupun lembaga terkait," jelasnya.
Terjadi gempa susulan
Abdul juga melaporkan masih terjadinya gempa susulan dengan magnitudo magnitudo 2 hingga 2,4.
Oleh karenanya, disarankan ke masyarakat untuk membuat alat peringatan dini sederhana dengan menyusun secara vertikal kaleng-kaleng bekas yang diisi batu-batu kecil.
Susunan vertikal kaleng bekas ini akan jatuh dan membuat bunyi berisik jika terjadi gempa sebagai penanda bagi masyarakat.
"Sebagaimana diketahui bahwa gempabumi bukan menjadi penyebab jatuhnya korban jiwa, namun runtuhnya bangunan yang tidak kuat menahan guncangan menjadi ancaman jika terjadi gemp dengan magnitudo yang lebih besar atau berada pada jalur sesar aktif," urai Abdul.
Sebelumnya telah terjadi gempa berkekuatan magnitudo 5.0 pada hari ini, Rabu (18/9/2024) pukul 09.41 WIB.
Gempa itu membuat sebagian besar masyarakat panik lantaran guncangannya dirasakan cukup kuat dalam durasi 3-5 detik.
Gempa yang berpusat di 7.19 LS dan 107.67 BT itu berdampak pada kerusakan sejumlah rumah warga di Pangalengan dan Kertasari, Kabupaten Bandung.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa yang terjadi merupakan gempa dangkal dengan kedalaman 10 kilometer dan berada di darat. Otomatis gempa ini tidak menimbulkan tsunami.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki pergerakan geser turun atau yang lebih dikenal dengan oblique normal.
Adapun guncangan gempa ini dirasakan di beberapa wilayah meliputi:
1. Kota Bandung,
2. Kabupaten Bandung,
3. Kabupaten Bandung Barat,
4, Kabupaten Garut,
4. Kota Cimahi dan
5. Daerah penyangga lainnya
Seperti dikutip dari tribunnews
Sementara itu, BNPB mencatat gempa itu berdampak pada kerusakan sejumlah rumah warga di Pangalengan dan Kertasari, Kabupaten Bandung.
Dalam keterangan yang diterima dari Kapusdatin BNPB Abdul Muhari, laporan visual sementara dari BPBD Jabar menyatakan beberapa rumah warga itu mengalami roboh di bagian dinding rumah, langit-langit, pagar dan kerusakan di bagian lain dengan kondisi rusak ringan hingga berat.
Di samping itu, beberapa bangunan fasilitas umum, fasilitas kesehatan, tempat ibadah dan kantor polisi turut mengalami kerusakan di wilayah Kabupaten Bandung.
Dia mengatakan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Provinsi Jawa Barat bersama BPBD Kabupaten Bandung, BPBD Kabupaten Bandung Barat beserta lintas instansi lainnya telah berada di lokasi terdampak untuk kaji cepat dan monitoring yang juga difokuskan kepada upaya penyelamatan warga terdampak.
"Saat siaran pers ini disusun, memang belum ada laporan signifikan mengenai jatuhnya korban jiwa. Perkembangan data dan informasi akan dilaporkan secara berkala pada waktu berikutnya," kata Abdul.
Dia mengimbau masyarakat tidak panik dan tetap meningkatkan kewaspadaan, terlebih potensi gempabumi susulan masih sering terjadi beberapa kali. Selain itu, masyarakat juga dihimbau agar tidak terpancing dengan isu-isu yang belum dapat diverifikasi kebenarannya.
"Sebagai antisipasi gempabumi susulan, masyarakat dapat membuat alat peringatan dini sederhana dengan menyusun secara vertikal kaleng-kaleng bekas yang diisi batu-batu kecil. Susunan vertikal kaleng bekas ini akan jatuh dan membuat bunyi berisik jika terjadi gempa sebagai penanda bagi masyarakat," katanya.***