Oleh: Memet Hakim - Pengamat Sosial, Wanhat APIB & APP TNI
Menyaksikan acara pengumuman calon Gubernur dari PDIP, banyak yang menyesalkan mengapa Anies tidak masuk yang diberikan rekomendasi oleh Ketua PDIP.
Banyak kalangan kecewa, karena sebelumnya banyak petinggi PDIP telah memberikan harapan, ternyata harapan itu palsu.
Pendukung Anies diprank dengan harapan palsu. Anies memang seperti burung terbang bebas, dan bulunya tidak dapat diwarnai sesuai warna partai.
Ketua PDIP mungkin salah menilai, Anies adalah pemimpin rakyat yang diharapkan memimpin mereka, artinya Anies adalah personifikasi dari rakyat. Jika Ketua PDIP menolak Anies, berarti Ketua menolak keinginan rakyat.
Mungkin buat Anies pribadi tidak ada ruginya jika tidak ada yang mencalonkan, tapi harapan rakyatlah yang hilang.
Lihatlah PKS yang meninggalkan Anies, rame-rame ditinggalkan oleh pendukung dan pengurusnya, akibat salah perhitungan. Siapapun yang mendukung Anies adalah mendukung rakyat yang relatif lurus dalam berjuang.
Sebenarnya buat Anies memang sebaiknya kembali ke habitatnya menjadi dosen, konsultan pemimpin rakyat sambil mempersiapkan diri untuk tahun 2029. Mungkin Anies ditakdirkan menjadi presiden RI berikutnya, bukan menjadi Gubernur DKI lagi.
Karakter Anies sebenarnya akan mengangkat nama PDIP, banyak kebijakan kader PDIP yang merugikan rakyat saat berkuasa, misalnya saja masalah TKA dan imigran Cina yang dibuka begitu lebar oleh Menhukkam, sehingga entah berapa puluh juta penduduk Cina datang ke Indonesia.
Ini salah satu dosa besar PDIP, Harus Masiku yang menyuap KPU belum tertangkap, kasus Korupsi Bansos oleh Menteri Sosial Juliari Batubara, Kasus e KTP yang melibatkan Ganjar dan Puan, serta ada beberapa orang kader PDIP di DPR yang terlibat korupsi. Sifat memperkaya diri sendiri atau untuk kelompoknya ini tidak dimiliki oleh Anies.
Anies tidak akan dapat menerima perintah siapapun untuk terlibat korupsi atau kebijakan yang merugikan negara.
Menteri kader PDIP juga tidak terlihat berhasil, misalnya Teten Masduki Menteri Koperasi, koperasinya tenggelam dimakan importir pangan dan jaringan minimarket, perannya dalam mensejahterakan petani dan rakyat kecil tidak tampak.
Kader PDIP termasuk yang menandatangani UU Cipta Karya berserta turunannya yang sangat merugikan rakyat.
Ketaatan Anies dalam menjalankan agama dan toleran terhadap pihak yang berlainan, tidak berarti akan mendukung konglomerat non pri untuk menguasai SDA ataupun SDK pribumi Indonesia. Value atau nilai ini mungkin akan berbeda antara Anies dan PDIP.
Anies kan berkata NO jika harus merugikan rakyat, menguntungkan pengusaha atau partai semata. Tapi akan berkata YES jika untuk kepentingan rakyat kebanyakan terutama pribumi.
Siapapun yang akan neko-neko sekelas presiden saja dihadapinya. Jadi memang pasti tidak akan cocok dengan karakter Ketua Umum PDIP.
Pengurus PKS silahkan masuk jurang sendirian tanpa membawa para pendukungnya, di dalam Pilkada rakyat tidak memilih partai tapi memilih pemimpin, jadi kualitas orangnya yang dipilih bukan kualitas partainya.
Partai justru akan memiliki dampak positip jika pemimpin yang diusungnya memang berkualitas dan menang.
Tapi sebaliknya jika yang diusung tidak berkualitas, maka akan berdampak buruk juga terhadap partainya.
Arus bawah partai Nasdem juga ternyata masih mencintai Anies, Surya Paloh salah membaca situasi kayaknya, entahlah bagaimana PKB yang sedang digoyang kolompok istana ini, tapi diyakini masih mencintai Anie arus bawahnya.
Anies efek akan terasa pada partai manapun yang mendukungnya terbukti pada pilpres 2024 yang lalu, saying jika saja pilpresnya bersih tentu hasilnya akan lebih signifikan.
Allah telah mengatur dan melindungi agar Anies selamat dan dapat menyiapkan diri untuk Pilpres yad.
Bandung, 27 Agustus 2024