Massa aksi Jogja Memanggil kembali menggelar aksi di Titik Nol Kilometer yang berada di sisi selatan Istana Kepresidenan Yogyakarta atau Gedung Agung, Rabu (28/8).
Berbeda dengan aksi sebelumnya yang ada aksi long march, kali ini massa aksi membuat mimbar demokrasi di titik aksi.
"Ini terlepas dari Jokowi datang maupun tidak ya, pun ketika Jokowi tidak ke Jogja, mimbar demokrasi ini juga sudah direncanakan," kata Reformatik sebagai perwakilan Jogja Memanggil, saat ditemui di lokasi.
Presiden Jokowi seharian memang berada di Kabupaten Sleman, DIY. Dia meresmikan sejumlah tempat dari RSUP Dr Sardjito hingga Pasar Godean.
"Ketika Jokowi di Yogya, mimbar demokrasi ini semoga bisa menjadi penanda cermin yang bisa dihadapkan langsung kepada Jokowi yang kemungkinan besar mungkin ada di dalam istana," katanya.
Tak Berikan Ruang Pertemuan dengan Jokowi
"Tetapi jika kemudian, misalnya nanti Jokowi mencoba untuk keluar menemui massa aksi, saya kira massa di Yogya sudah sepakat untuk tidak memberikan ruang pertemuan kepada Jokowi," bebernya.
Reformatik menjelaskan massa aksi merasa masih perlu membuat aksi hari ini untuk mengawal terus demokrasi.
"Kawal putusan MK agar benar-benar tidak kemudian dikangkangi kembali karena waktu pendaftaran untuk calon kepala daerah dan juga masih ada beberapa hari ke hari ini memang konsepnya tidak melakukan long march," jelasnya.
"Jadi pesan kita sebenarnya atas gerakan Jogja Memanggil ini sama seperti teman-teman yang melawan putusan MK ini tidak kemudian secara spesifik hanya ditujukan kepada seorang Jokowi sebagai individu tetapi ini adalah pesan bagaimana kita mengawal demokrasi tidak sebatas pada demokrasi elektoral tapi juga pada prinsip-prinsip yang pasti akan kita coba kalau ke depan tidak hanya terbatas di rezim Jokowi ini tetapi juga pasti nanti di rezim Prabowo," ujar Reformatik.