Kader Partai Demokrasi Perjuangan atau PDI-P, Pramono Anung, diputuskan diusung oleh PDI-P sebagai calon gubernur (Cagub) Jakarta.
Pria yang kini menjabat sebagai Sekretaris Kabinet tersebut mendapat julukan sebagai 'kerongkongan emas'.
Ia dinilai pihak PDI-P bisa menjadi jalan tengah untuk menjembatani semua pihak, baik dari oposisi atau internal partai.
Politis PDI-P, Mohamad Guntur Romli, menilai mencuatnya nama Pramono Anung secara tiba-tiba dan menggusur nama Anies Baswedan serta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai cagub Jakarta yang diusung PDI-P, karena dinilai bisa menjadi jembatan dari semua pihak.
"Mungkin ini jalan tengah ya (nama Pramono), ketika ada perdebatan antara Anies dengan Ahok, alhamdulilah jalan ketiga ini kader senior, yang juga bisa menjembatani dengan banyak pihak, mungkin di situ, termasuk Pak Prabowo," kata Gun Romli, sapaannya, seperti dikutip dari Total Politik yang tayang di Youtube pada Selasa (27/8/2024).
Pramono juga dikenal merupakan kader PDI-P yang sudah merasakan asam garam kehidupan partai.
Ia pun sudah pernah menjabat posisi penting di dalam internal maupun eksternal partai.
"Mantan Sekjen PDI Perjuangan, DPRI juga pengalaman sehingga enggak perlu dipertanyakan, cuma harus bekerja lebih keras," ujarnya.
Hal itu diakui oleh simpatisan Partai Gerindra, Mohamad Sanusi.
"Pramono itu, di Jakartanya lama loh, kentel banget loh. Dia pernah KNPI, macam-macam artinya cuma karena belum disurvey (elektabilitas di Jakarta). Jaringannya udah luas," tambahnya.
Pramono Anung juga disebut-sebut memiliki julukan 'kerongkongan emas'.
Julukan itu mirip dengan sebutan sepatu emas yang diberikan kepada pesepakbola yang sering menjebloskan bola ke gawang lawan.
"Julukannya Kerongkongan Emas, Karena kalau ketemu Pak Pram (Pramono) itu happy selalu kan. Komunikator politik yang bagus bisa diterima semua pihak, karena bisa bertahan ada di antara Pak Jokowi dan Bu Mega di tengah sirkulasi seperti sekarang itu kalau enggak paten-paten amat mah (enggak bisa)," tambah pemandu acara tersebut, Budi Adiputro.
Untuk diketahui, Pramono akan berpasangan dengan mantan gubernur Banten yang juga pemeran film si Doel Anak Betawi, Rano Karno.
PDI-P tunjuk Pramono
Bendahara Umum PDI-P Olly Dondokambey mengungkapkan, partainya memutuskan mengusung Sekretaris Kabinet sekaligus mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Pramono Anung sebagai bakal calon gubernur pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta 2024.
Pramono akan didampingi oleh eks gubernur Banten yang juga kader PDI-P, yakni Rano Karno sebagai bakal calon wakil gubernur.
Keduanya disebut akan langsung mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jakarta pada Rabu (28/8/2024) siang ini.
"Pak Pramono besok (Rabu, 28 Agustus 2024) mendaftar jam 11 di KPU sama Rano Karno," kata Olly di Kantor DPP PDI-P, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (27/8/2024) seperti dikutip Kompas.com.
Olly menegaskan, DPP PDI-P tidak akan mengumumkan pencalonan Pramono dan Rano secara resmi seperti calon kepala daerah lainnya yang telah diumumkan sebelumnya.
Ia meminta agar media langsung meliput pendaftaran Pramono dan Rano di KPU DKI Jakarta. "Enggak ada (pengumuman resmi), langsung di pendaftaran yah. Liput di pendaftaran aja, KPUD DKI yah jam 11," tutur Olly.
Terkait alasan PDI-P mengusung Pramono Anung untuk Pilkada Jakarta, Olly tidak memberikan penjelasan lebih lanjut. "Waduh itu kan bukan (urusan) bendahara, urusannya bukan pertimbangan. Aku kalian nanya, jadi aku nyampein aja," kata Olly seperti dikutip dari tribunnews
Anies Kena Prank Plus Jebakan Batman PDIP
Langkah mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan untuk ikut kontestasi Pilkada sudah tertutup rapat.
Usai mengunjungi Kantor DPP PDIP pada Senin (26/8) lalu, Anies kemudian tak kunjung mendapat tiket dari partai berlambang banteng moncong putih tersebut.
Direktur Political and Public Policy Studies (P3S) Jerry Massie menyatakan Anies seperti terkena PHP dari PDIP.
“Memang saya kira Anies hanya di-prank PDIP dengan pura-pura mengusung tapi hanya sandiwara politik. Bisa jadi Anies kena jebakan politik batman. Harusnya dia (Anies) sadar kalau persepsi sampai ke ideologi Anies dan PDIP tak pernah connected,” Rabu (28/8).***