Nama Bahlil Lahadalia kembali menjadi perbincangan publik.
Pasalnya, beredar sebuah foto dirinya yang tengah duduk di samping minuman keras dengan harga fantastis.
Foto yang beredar viral ini kemudian dikaitkan dengan dugaan kemungkinan gagalnya Bahlil menjadi Ketum Golkar.
Sebagai informasi, hasil Munas XI, Partai Golkar yang menetapkan sosok Bahlil sebagai Ketua Umum 2024-2029 baru saja digugat ke Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Barat.
Hal ini ternyata disebabkan karena telah dinilai melanggar AD/ART.
Jika gugatan ini dikabulkan, maka Bahlil akan terancam gagal menjadi Ketum Golkar untuk menggantikan Airlangga Hartanto.
Foto Bahlil tersebut akhirnya menimbulkan banyak spekulasi warganet.
Tak sedikit yang menduga jika adanya whisky dalam foto tersebut berkaitan dengan persoalan Menteri ESDM itu.
Berdasarkan foto yang beredar, Bahlil terlihat sedang menelepon.
Ia juga tengah memegangi kepalanya dan duduk di sebuah kursi.
Terdapat botol whisky yang diduga whisky Hibiki.
Dilansir WarnaNusa.com dari akun X @Rexthatch, whisky Hibiki sendiri memiliki harga fantastis yaitu Rp29.500.000.
Berikut komentar warganet mengenai foto Bahlil yang kini viral tersebut.
"Ternyata bukan cuma sekedar mabuk kekuasaan, tapi memag benar-benar pemabuk si bahl*l ini," ungkap akun @Daddy***.
"Itu isi es teh kak kayanya," tambah akun @beran***.
"Pak mending uangnya buat saya, buat minuman nanti juga dikeluarin lagi tuh," komentar akun @peoni***.
"Weh Bahlil lu sekali tenggak dpt motor," ujar akun @melupp***. seperti dikutip dari warnanusa
Di sisi lain, beberapa pengguna X justru melihat foto ini sebagai cerminan dari gaya hidup mewah para elit politik yang jauh dari realitas kehidupan rakyat.
"Apapun kebenarannya, foto ini sudah cukup menggambarkan jarak yang semakin lebar antara elit dan rakyat. Ketika rakyat berjuang untuk bertahan hidup, para elit justru sibuk dengan kemewahan mereka," tulis @rakyatbi**
Tidak dapat dipungkiri, foto Bahlil dengan botol minuman seharga puluhan juta ini telah menjadi simbol baru bagi netizen dalam menyoroti gaya hidup para elit politik yang kerap kali dinilai tidak peka terhadap kondisi rakyat.
Dengan semakin meluasnya penggunaan media sosial, peristiwa semacam ini akan terus mendapat sorotan dan menjadi bahan diskusi di ruang publik.
Di tengah maraknya kritik, hingga berita ini ditulis, belum ada tanggapan resmi dari Bahlil Lahadalia atau Partai Golkar terkait foto dan komentar-komentar netizen yang membanjiri media sosial.
Namun, dengan intensitas pembicaraan yang terus meningkat, tampaknya kasus ini akan menjadi salah satu isu yang mencuat dalam perbincangan politik nasional.***
Pada akhirnya, kasus ini menunjukkan betapa pentingnya transparansi dan kepekaan sosial bagi para pemimpin politik, terutama dalam era digital di mana informasi dapat tersebar luas dengan cepat.
Bagi Bahlil, tantangan ke depan tidak hanya terletak pada bagaimana ia memimpin Partai Golkar, tetapi juga pada bagaimana ia menjaga citra dan kepercayaan publik di tengah dinamika politik yang semakin kompleks
