Serangan drone Israel terhadap sebuah kendaraan di Lebanon menewaskan pejabat keamanan Hamas Samer al-Hajj pada Jumat (9/8/2024) malam, lapor kantor berita negara Lebanon NNA.
Dua serangan menghantam sebuah mobil jeep yang membawa al-Hajj di wilayah kamp pengungsi terbesar di Lebanon, Ain al-Hilweh.
"Ambulans, unit pertahanan sipil, dan pasukan keamanan segera bergegas ke tempat kejadian," kata laporan itu.
Serangan itu juga menewaskan pengawalnya, kata laporan media lokal.
NNA mengatakan dua warga sipil ikut terluka dalam serangan itu.
Sumber Palestina mengatakan kepada harian berbahasa Prancis, L'Orient-Le Jour, al-Hajj adalah seorang petugas keamanan di kamp pengungsi Palestina dekat wilayah Sidon, tempat ia terbunuh.
Tak lama setelah pembunuhan itu, puluhan warga Palestina dari kamp pengungsi keluar untuk berdemonstrasi dan menyerukan balas dendam.
Serangan ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan regional setelah Hizbullah mengancam akan melakukan pembalasan besar atas pembunuhan Fuad Shukr, seorang komandan militer tinggi oleh Israel di Beirut minggu lalu.
Asap mengepul menyusul serangan udara Israel di desa perbatasan selatan Lebanon, Chihine, pada 28 Juli 2024.
Asap mengepul menyusul serangan udara Israel di desa perbatasan selatan Lebanon, Chihine, pada 28 Juli 2024. (Kawnat Haju/AFP)
Melaporkan dari Marjayoun di Lebanon selatan, kontributor Al Jazeera Assed Baig mengatakan serangan pesawat nirawak Israel di Sidon terjadi di tengah-tengah serangan lintas perbatasan yang sibuk sepanjang hari.
“Sidon berjarak sekitar 50 km dari perbatasan selatan Lebanon dan sekitar 40 km dari ibu kota, Beirut, dan ini menunjukkan bahwa Israel semakin masuk ke Lebanon,” kata Baig.
Minggu lalu, kepala kelompok Hizbullah, Hassan Nasrallah mengatakan Israel telah melewati batas merah dengan menyerang Beirut.
Mengutip Al Jazeera, ia menekankan bahwa pembalasan atas pembunuhan Shukr "tidak dapat dihindari".
Sebelumnya pada hari Jumat, serangan Israel menewaskan dua pejuang Hizbullah di dekat perbatasan selatan, dilansir The News Arab.
Hizbullah dalam pernyataan terpisah mengatakan dua pejuangnya mati syahid di jalan menuju Yerusalem.
Seorang sumber yang dekat dengan kelompok yang didukung Iran itu, yang meminta identitasnya dirahasiakan, mengatakan dua prajurit Hizbullah itu tewas dalam serangan Israel di Naqura.
Hizbullah mulai menyerang pangkalan militer di Israel utara sehari setelah pecahnya perang di Gaza pada 7 Oktober.
Serangan Hizbullah itu dilakukan sebagai "front dukungan" untuk mendukung kelompok Palestina.
Baku tembak yang sebagian besar terjadi di wilayah perbatasan Israel-Lebanon, memaksa puluhan ribu penduduk dari kedua sisi untuk mengungsi.
Namun, pembunuhan Shuk memicu kekhawatiran akan eskalasi antara kedua belah pihak.
Hizbullah menegaskan bahwa mereka tidak menginginkan perang habis-habisan, tetapi siap untuk perang jika perang pecah.
Potensi Serangan Balasan Iran terhadap Israel
Sementara itu, Iran diprediksi akan segera melaksanakan perintah Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei untuk menghukum keras Israel atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran, kata wakil komandan Korps Garda Revolusi Islam.
"Perintah pemimpin tertinggi mengenai hukuman keras Israel dan balas dendam atas darah martir Ismail Haniyeh jelas dan eksplisit, dan akan dilaksanakan dengan cara sebaik mungkin," kata Ali Fadavi seperti dikutip oleh media Iran pada hari Jumat (9/8/2024).
Kepala politik Hamas, Haniyeh, 62 tahun, tewas di ibu kota Iran, Teheran pada bulan Juli, setelah menghadiri upacara pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian.
Hamas dan Iran menyalahkan Israel atas pembunuhan itu.
Sejak itu, Iran berjanji untuk membalas Israel.
Ketika diminta oleh wartawan untuk menanggapi pernyataan Iran, juru bicara keamanan nasional Gedung Putih, John Kirby, mengatakan Amerika Serikat siap untuk membela Israel dengan banyak sumber daya di wilayah tersebut.
"Ketika kita mendengar retorika seperti itu, kita harus menanggapinya dengan serius, dan kita melakukannya," kata Kirby pada hari Jumat.