Massa yang tergabung dalam ‘Aliansi Jogja Memanggil’ kembali menggelar aksi di kawasan Titik Nol Kilometer Yogya, tepatnya di depan Istana Kepresidenan sisi selatan, Rabu (28/8) sore.
Aksi ini digelar bersamaan dengan kunjungan Presiden Joko Widodo ke Jogja untuk meresmikan Gedung Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Rumah Sakit (RS) Sardjito dan Pasar Godean di Sleman.
Ini adalah aksi ketiga mereka sejak aksi pertama pada Kamis (22/8) silam. Kali ini, ada sekitar 100 orang yang menghadiri aksi tersebut dan menggelar mimbar demokrasi.
Koordinator aksi, Reformati, menjelaskan bahwa kegiatan tersebut adalah mimbar bebas di mana siapa pun dapat menyampaikan aspirasinya secara terbuka.
“Ini mimbar demokrasi, mimbar bebas, jadi siapapun bisa menyampaikan aspirasinya di sini. Kalau tuntutan aksi sebenarnya sudah kita sampaikan aksi-aksi yang kemarin. Ini kita sengaja buat ruang ke publik,” ujarnya saat ditemui di lokasi.
Sejumlah elemen yang ikut berpartisipasi dalam aksi ini di antaranya mahasiswa, akademisi, seniman, budayawan, buruh, aktivis pro-demokrasi, BEM SI DIY, dan kelompok Kawan-Kawan Papua. Mereka secara bergantian menyampaikan orasi.
Dalam pernyataan tertulisnya, Aliansi Jogja Memanggil menyampaikan beberapa tuntutan, antara lain penolakan terhadap otoritarianisme, desakan perombakan UU Pilkada dan UU Partai Politik, serta upaya melawan oligarki dan politik dinasti.
"Menolak otoritarianisme populis yang dipraktikkan oleh Jokowi beserta kroni-kroninya; menuntut agar segera dilakukan perombakan pada UU Pilkada dan UU Partai Politik; melawan segala upaya perusakan atau pelemahan konstitusi," tulis Aliansi Jogja Memanggil dalam keterangan tertulis mereka.