Sebanyak 800 personel dikerahkan Polrestabes Makassar dalam mengamankan aksi unjuk rasa besar-besaran yang digelar ribuan mahasiswa di Fly Over, Jalan AP Pettarani, Kecamatan Panakkukang, Senin (26/8/2024).
Kasi Humas Polrestabes Makassar AKP Wahiduddin mengatakan, 800 personel tersebut termasuk anggota yang dikerahkan Polsek jajaran.
"Jadi pada aksi hari ini, Polrestabes mengerahkan sekitar 800 personel. Kita berikan pengamanan
Dikatakan Wahid, pihaknya memberikan izin kepada massa aksi untuk menyuarakan aspirasinya hingga pukul 18.00 Wita. Sama seperti aksi sebelumnya.
"Untuk izin aksinya, kita berikan waktu sampai pukul 18.00 Wita," sebutnya.
Jika nantinya massa aksi tidak membubarkan diri sesuai izin yang diberikan, kata Wahid, pihak Kepolisian akan berusaha melakukan pendekatan persuasif.
"Kita tetap melakukan pendekatan secara persuasif. Tapi saya kira mereka sudah paham, aksi sebelumnya mereka langsung membubarkan diri saat waktunya selesai," tukasnya.
Wahid kemudian mengimbau kenapa pengguna jalan untuk tidak melintas di sekitar titik aksi. Termasuk di depan kampus seperti Universitas Negeri Makassar (UNM) dan Universitas Muslim Indonesia (UMI).
"Bagi para pengguna jalan, hindari untuk melewati Fly over untuk sementara ini, kemudian depan kampus seperti UNM, UMI. Jangan sampai terjadi hal yang tidak diinginkan," kuncinya.
Sebelumnya diberitakan, Gelombang penolakan terhadap upaya mendirikan dinasti politik oleh Presiden Jokowi terus mendapatkan penolakan dari kalangan mahasiswa hingga Senin (26/8/2024).
Di kota Makassar, tepatnya di bawah Fly Over, Jalan AP Pettarani, Kecamatan Panakkukang, ribuan mahasiswa kembali berkumpul dan menyuarakan aspirasinya.
Ribuan mahasiswa ini terdiri dari Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM), Universitas Bosowa (Unibos), Universitas Negeri Makassar (UNM), beberapa Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP), dan kampus swasta lainnya.
Isu yang disoroti ratusan mahasiswa ini bukan lagi soal mengawal putusan Mahkamah Konstitusi (MK). Tiap, beralih ke penolakan dinasti politik.
Nampak pada spanduk yang mereka bawa, tertulis ungkapan kekecewaan terhadap pemerintahan Presiden Jokowi.
"Rakyat adalah tuannya negara, kuasanya adalah nyata."
"Prabowo pelaku pelanggar HAM 98."
"Rakyat bersatu lawan rezim yang menindas."
"Lawan hegemoni oligarki rezim Jokowi, selamatkam demokrasi."
"Tolak Jokowi, politik dinasti."
"Cukup pertemanan yang toxic, negara jangan."
Rakyat kerja kena batas usia, buat anak penguasa, revisi seenaknya."
"Tolak Dinasti Politik, Adili Jokowi dan Rebut Kedaulatan. Lawan Politik Dinasti Jokowi dari Makassar Kota Api!."
Bukan hanya spanduk berisi ungkapan kekesalan, beberapa mahasiswa dari Unibo mengenakan topeng dengan gambar Jokowi, Kaesang Pangarep, dan Gibran Rakabuming Raka.
Hal ini sebagai bentuk singgungan kepada mereka yang belakangan ini dianggap paling merasa haus akan kekuasaan.