Isu kabar pertamina sejak lama berkeinginan tidak lagi menjual BBM jenis bensin dengan nilai oktan 90 (RON 90) atau kerap dikenal masyarakat Pertalite.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso menyampaikan, Pertamina tentunya harus selalu berinovasi dan produk yang dijual ke masyarakat sesuai dengan peraturan pemerintah jadi harus dihapuskan.
Dalam hal itu, memiliki keinginan tidak lagi menjual Pertalite ke depan sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) No.P/20/menlhk/setjen/kum.
1/3/2017 Tahun 2017 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru Kategori M, Kategori N, dan Kategori O.
Maka, Pemerintah Indonesia yang akan segera rilis jenis bahan bakar minyak (BBM) baru yang diklaim lebih ramah lingkungan dimulai 1 September 2024.
Peluncuran resmi BBM ini akan dilakukan di seluruh stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Indonesia mulai 1 September 2024 meliputi disampaikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif.
Arifin Tasrif mengungkapkan, BBM baru ini memiliki kandungan sulfur yang lebih rendah dibandingkan dengan BBM yang kini beredar.
Penurunan kadar sulfur ini yang diharapkan bisa mengurangi emisi polusi udara selama ini menjadi masalah serius.
"Kita kan sekarang ini udara kita banyak tercemar, jadi alternatifnya adalah menggunakan BBM dengan kandungan sulfur rendah ini untuk menjaga kesehatan kita," ujar Arifin kepada media di Kementerian ESDM Jakarta pada Jumat 12 Juli 2024.
Langkah itu masih dalam tahap penelitian intensif, di mana pemerintah tengah mencari formula bahan pencampur yang bisa mengurangi kandungan sulfur sesuai dengan standar emisi Euro 5.
Standar ini mensyaratkan jika kadar sulfur di bawah 50 parts per million (ppm), sedangkan kadar sulfur BBM di Indonesia kini masih sekitar 500 ppm.
Arifin tidak memberikan tanggal pasti mengenai peluncuran BBM ramah lingkungan ini, namun pemerintah terus mempertajam rencana ini untuk segera diwujudkan.
Pemerintah juga sudah mengumumkan rencana pembatasan BBM subsidi yang akan dimulai pada 1 September 2024.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengusulkan penggantian bertahap BBM fosil, khususnya bensin, dengan bioetanol.
Luhut pun menyoroti potensi bioetanol dalam menurunkan kadar sulfur dari 500 ppm menjadi 50 ppm.
"Dengan pengurangan sulfur ini, kita dapat mengurangi dampak penyakit pernapasan (ISPA) dan menghemat hingga Rp 38 triliun untuk pembayaran ekstra BPJS Kesehatan," ungkap Luhut melalui akun media sosialnya, pada Jumat 19 Juli 2024.
Inisiatif ini sejalan dengan langkah pemerintah untuk lebih ketat dalam memberikan subsidi BBM mulai 17 Agustus 2024.
Bertujuan untuk mengoptimalkan pengeluaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
PT Pertamina Persero kini telah mengembangkan skema untuk memastikan distribusi subsidi BBM tepat sasaran.
"Kami berharap mulai 17 Agustus nanti, kami dapat mengurangi subsidi bagi mereka yang tidak memenuhi syarat," tegasnya.